Partai Buruh Moncer di Survei Risetindo, Said Iqbal: Menepis yang Selama Ini Mengecilkan Kami

Presiden Partai Buruh Said Iqbal
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta - Lembaga survei Risetindo Barometer merilis riset terbarunya terkait elektabilitas partai peserta pemilu. Salah satu temuannya menyangkut elektabilitas Partai Buruh pimpinan Said Iqbal.

Risma Populer di Jatim tetapi Elektabilitas Khofifah Tinggi, Menurut Pakar Komunikasi Politik

Dari temuan Risetindo, diketahui elektabilitas Partai Buruh terhadap prediksi suara sah nasional adalah 2,261 persen atau 2,3 persen. Dengan demikian, Partai Buruh hanya butuh 1,7 persen suara, agar bisa lolos ke DPR yang batas minimal 4 persen.

Terkait itu, Presiden Partai Buruh, Said Iqbal mengaku bersyukur elektabilitas partai yang dipimpinnya moncer. Dia heran dengan sejumlah hasil sejumlah lembaga survei yang diduga bayaran terhadap partai yang dibesutnya.

DPR Tolak Iuran Pariwisata Dibebankan ke Industri Penerbangan, Tiket Pesawat Bisa Makin Mahal

Bagi dia, dengan keanggotaan mencapai 10 juta, tak mungkin nilai elektabilitas Partai Buruh berkisar di angka 0,0-0,1 persen.

"Secara total anggota kami ada 10 juta. Tapi, hasil survei yang disajikan oleh lembaga-lembaga survei yang ada selama ini menunjukkan bahwa elektabilitas Partai Buruh adalah 0,0-0,1 persen. Tentu itu tidak masuk akal," kata Said, dikutip pada Minggu, 26 November 2023.

DPR Segera Panggil KPU, Bahas Evaluasi Pemilu hingga Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Presiden Partai Buruh, Said Iqbal.

Photo :
  • VIVA/Andrew Tito.

Said menuturkan, lembaga survei 'bayaran' tersebut sengaja dalam membuat nilai elektabilitas Partai Buruh kecil. Sebab, cara itu dinilai sebagai kekhawatiran terhadap kehadiran Partai Buruh. Ia bilang, Partai Buruh mampu mengambil ceruk suara dari kalangan masyarakat kecil.

"Kemudian adanya hasil survei dari Risetindo Barometer tentu menepis hasil survei yang selama ini selalu mengecilkan kami," tuturnya.

Pun, dia menyinggung dari kalkulasi survei tersebut, adanya Partai Buruh akan menarik ceruk suara daripada partai-partai seperti PDI-P, Gerindra dan PKS. "Yang suaranya berasal dari buruh, tani dan nelayan," ujar Said.

Said optimis, dengan temuan tersebut bisa mendorong Partai Buruh semakin giat dalam mengejar kekurangan di sisa elektabilitas. Dia juga yakin dengan 1,7 persen suara mampu ditebus dalam sisa 3 bulan ke belakang.

"Kesimpulannya adalah jika Pemilu dilakukan pada hari ini, maka nilai elektabilitas Partai Buruh terhadap suara sah nasional adalah 2,261 persen atau 2,3 persen. Hanya membutuhkan 1,7 persen lagi menuju ambang batas parlemen," jelas Said.

"Kita akan melawan survei lewat survei, yakni survei bayaran dengan survei independen," ujarnya.

Dia pede dalam tiga bulan ke depan akan terus ikhtir demi target bisa lolos parliamentary threshold. Pun, dia menuturkan terkait posisi Partai Buruh dalam dukungan terhadap capres cawapres di Pilpres 2024. .

"Partai Buruh adalah partai kelas. Sehingga segala sesuatu yang diputuskan harus berdasarkan keputusan bersama, sebab ini bukan partai segelintir orang maupun pemilik modal," tutur Said.

Sebelumnya, Direktur Risetindo Barometer, Asep Saepudin, menjelaskan temuan riset pihaknya yang diperoleh dari hasil survei yang dilakukannya periode 1-10 November 2023 kemarin.

Versi data survei, elektabilitas Partai Buruh terhadap prediksi suara sah nasional adalah 2,261 persen atau 2,3 persen. Dengan demikian, Partai Buruh hanya butuh 1,7 persen suara agar bisa lolos parliamentary threshold 4 persen.

"Tentu Partai Buruh hanya membutuhkan 1,7 persen lagi, di sisa waktu yang ada untuk mengejar parliamentary threshold," kata Asep di Jakarta, pada Sabtu, kemarin.

Hasil tersebut seperti anomali bagi Partai Buruh. Sebab, selama ini Partai Buruh selalu ditampilkan sebagai partai dengan nilai elektabilitas 0,0-0,1 persen dalam lembaga survei yang ada.

"Dan sekali lagi, survei ini dilakukan apa adanya. Sekaligus menunjukkan bahwa persepsi terhadap Partai Buruh tengah positif dan elektabilitas partai juga sudah baik," ujar Asep.

Survei Risetindo Barometer dilakukan dalam kurun waktu 1 sampai dengan 10 November 2023. Survei dilakukan di 18 provinsi basis buruh, baik yang berserikat maupun tidak berserikat.

Sebanyak 1.200 responden dilibatkan secara telepon. Lalu, tingkat margin error 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya