Survei Indometer: Publik Puas dengan Kinerja Pemerintahan Jokowi Diatas 80 Persen

Presiden Joko Widodo
Sumber :
  • Istimewa/Biro Pers Istana Kepresidenan

Jakarta – Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) berdasarkan temuan survei Indometer selama setengah tahun terakhir ini terjaga diatas 80 persen.

Bungkam Irma Nasdem, Refly: Harusnya Semua Anggota DPR Itu Oposisi Terhadap Pemerintah!

Survei Indometer dilakukan pada 1-7 Desember 2023 terhadap 1.200 responden di seluruh provinsi di Indonesia, yang dipilih secara acak bertingkat survei (multistage random sampling). Margin of error survei sebesar ±2,98 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

"Tingkat kepuasan publik yang terjaga di atas 80 persen menyiratkan bahwa capres-cawapres paling pro-keberlanjutan yang bakal dipilih," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indometer, Leonard SB dikutip dari Antara pada Sabtu, 16 Desember 2023.

Alarm Bahaya kalau PDIP Takluk dan Pemerintahan Prabowo Tanpa Oposisi, Kata Pengamat

Menurut dia, sebanyak 10,0 persen menyatakan sangat puas soal kinerja Jokowi. Hanya 17,1 persen yang merasa tidak puas, termasuk 0,8 persen yang menyatakan tidak puas sama sekali, dan sisanya 0,8 persen tidak tahu/tidak jawab.

Presiden Jokowi dalam Gerakan Tanam Pohon serentak.

Photo :
  • Akun X @jokowi
Gas Murah Bagi Industri Bakal Dilanjut, Pemerintah Diminta Perhatikan Keekonomian Sektor Hulu

Ditarik dua tahun ke belakang, tingkat kepuasan terhadap Jokowi tidak pernah berada di bawah angka 75 persen. Bahkan, tingkat kepuasan stabil dan naik tipis pada kisaran 81-82 persen sejak survei bulan Juni 2023.

Bila dilihat dari konteks tahun politik menuju gelaran Pemilu 2024, tingginya tingkat kepuasan publik menunjukkan aspirasi yang kuat akan keberlanjutan program-program Jokowi yang telah dikerjakan selama dua periode berjalan.

Sementara itu, masyarakat Indonesia akan dihadapkan pada proses pergantian kepemimpinan nasional seiring bakal berakhirnya masa jabatan Jokowi pada Oktober 2024. Tentu, publik akan lebih banyak memilih pemimpin berikutnya yang lebih kuat menjanjikan keberlanjutan.

Menurut Leonard, kontestasi pilpres yang diikuti tiga pasang calon presiden dan calon wakil presiden memperlihatkan terjadinya adu gagasan antara visi keberlanjutan dengan wacana perubahan.

Di tengah bercampur-baurnya gagasan perubahan dan keberlanjutan atau variasinya, publik mesti lebih cermat dalam menguji sejauh mana keberpihakan masing-masing kandidat dan kekuatan politik pengusungnya soal dukungan atas keberlanjutan.

"Pemilu 2024 sekaligus bakal menjadi momentum berharga bagi bangsa Indonesia, apakah mampu memanfaatkan bonus demografi untuk meraih cita-cita menjadi negara maju pada 2045, atau jalan di tepat dan bahkan setback," jelas dia.(Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya