Pengamat: Reshuffle Nihil, Preseden Buruk

Sidang Kabinet Paripurna Perdana
Sumber :
  • ANTARA/Widodo S. Jusuf

VIVAnews - Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berada di titik harus melakukan reshuffle atau perombakan kabinet yang sekaligus memformat ulang koalisi. Jika tidak dilakukan, akan menjadi preseden buruk.

"Itu bisa menjadi preseden, PKS dan Golkar akan ditiru oleh yang lainnya, ketika mekanisme reward and punishment dalam koalisi itu tidak jalan," ujar Burhan usai diskusi di Akbar Tandjung Institute, Jakarta, Kamis 3 Maret 2011.

Ibarat bom waktu, Burhan melanjutkan, anggota koalisi lain seperti Partai Amanat Nasional dan Partai Kebangkitan Bangsa yang selama ini sudah terlanjur diopinikan oleh publik sebagai 'partai loyal' bisa meledak dalam koalisi kapan saja.

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget, Eh yang Menang Capresnya Gemoy dan Bisa Joget

Burhan melihat kepercayaan Demokrat terhadap Golkar dan PKS telah berkurang karena sikap kedua partai itu dalam perjalanan koalisi pemerintahan SBY-Boediono selama 1,5 tahun ini kerap berbeda pendapat dengan Demokrat. Tuntutan untuk evaluasi terhadap kepesertaan Golkar dan PKS dalam koalisi pun sering didengungkan, bukan hanya oleh Demokrat tetapi anggota koalisi yang juga menyuarakan tuntutan yang serupa.

Oleh karena itu, menurut Burhan, apabila Golkar dan PKS tetap dipertahankan, itu akan mempermalukan elite Demokrat yang sudah jelas meminta evaluasi terhadap koalisi. "Karena akan terkesan SBY lebih mempercayai dua partai itu ketimbang elite partainya sendiri," kata peneliti senior Lembaga Survei Indonesia itu.

Di sisi lain, tambah Burhan, kekecewaan dan demoralisasi juga bakal terjadi pada partai yang loyal. PKB dan PAN tentu berharap mendapat insentif atas loyalitasnya mendukung pandangan Setgab koalisi di parlemen. "Atas loyalitasnya, wajar berharap dapat tambahan kursi di kabinet," kata Burhan.

Tetapi insentif itu, lanjut Burhan, tentu tidak akan dapat dinikmati apabila Golkar dan PKS tetap dipertahankan oleh SBY di dalam koalisi.

Golkar dan PKS berkali-kali melalui elitenya menyatakan siap menerima konsekuensi apa pun atas pilihan mereka mendukung usulan Hak Angket Mafia Perpajakan. Golkar melalui ketuanya, Priyo Budi Santoso, menyatakan, posisi mereka di Hak Angket ini justru untuk mendukung Pemerintahan SBY-Boediono. (adi)

Timnas Indonesia

Timnas Indonesia Gagal ke Olimpiade Paris 2024, AFC: Akhir yang Memilukan

Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) menyorot kekalahan Timnas Indonesia dari Timnas Guinea di playoff Olimpiade 2024 Paris yang berlansung pada Kamis, 9 Mei 2024 malam WIB.

img_title
VIVA.co.id
10 Mei 2024