Yusril Belum di Garis 'Start' Yang Sama dengan Ahok

Yusril Ihza Mahendra.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Charta Politika merilis hasil survei mengenai elektabilitas bakal calon gubernur DKI Jakarta yang menampilkan hasil head to head antara Basuki Tjahaja Purnama "Ahok" dan Yusril Ihza Mahendra dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Ahok Digoyang Kasus Korupsi, Wiranto Tetap Setia

"Dari awal sudah ingin head to head dengan Ahok," kata Yunarto Wijaya dalam rilis survei bertajuk “Siapa Berani Lawan Ahok?” di Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu 30 Mare 2016.

Namun Yunarto menilai, perjuangan Yusril masih panjang. Selain persentase yang diperoleh Ahok dengan Yusril terpaut jauh, Yusril sampai sekarang belum punya kendaraan politik. Hal ini Berbeda dengan Ahok yang sudah punya pasangan Heru Budi Hartono dan didukung para relawan Teman Ahok.

Adik Yusril Dituduh Hina Ahok, Polisi Masih Dalami Laporan

Selain itu dukungan Partai NasDem dan Hanura juga sudah dinyatakan secara terbuka.

"Untuk sementara Yusril harus berjuang dulu untuk mendapatkan tiket partai. Pertarungan Yusril masih seputar perebutan tiket partai bukan melawan Ahok," tambah pengamat politik ini.

Hina Ahok, Ruhut Sitompul: Adik Yusril Lebih Baik Bunuh Diri

Meskipun Yusril dikenal sebagai Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) namun partai yang dipimpin Yusril tersebut tidak memiliki kursi di DPRD DKI Jakarta. PBB juga dicap termasuk partai gagal dalam pemilu lalu.

"Ini masih menghadapi kendala yang sangat besar bagi Yusril, melihat dia bukan dari partai politik yang besar,"  

Oleh karena itu Yusril setidaknya harus mampu menarik dukungan partai besar seperti PDI Perjuangan namun hal itu menurutnya bukan hal mudah.

"Dukungan PDIP terhadap Yusril lebih sulit terjadi karena ideologi berbeda. Selain itu mereka bilang harus dukung kader kita sendiri. Saya katakan sulit Yusril head to head dengan Ahok karena masih ada PDIP," tegasnya.

Sebelumya hasil survei yang dilakukan secara head to head tersebut menunjukkan Yusril masih jauh tertinggal dibanding Ahok. Ahok jauh mengungguli Yusril dengan tingkat elektabilitas mencapai 59,5  persen sementara Yusril memperoleh elektabilitas sebesar 20,5  persen. Sisanya, yaitu 20 persen responden memilih tidak tahu atau tidak menjawab.

"Namun, elektabilitas Yusril lebih baik dibandingkan bakal calon lainnya jika diadu satu lawan satu dengan elektabilitas Ahok. Misalnya antara Ahok dan Sandiaga Uno," kata dia.

Elektabilitas Sandiaga tertinggal jauh jika berhadapan dengan Ahok. Elektabilitas Sandiaga hanya 10,8 persen sedangkan elektabilitas Ahok mencapai 66,8 persen. Sisanya, sebanyak 22,5 persen responden memilih tidak tahu dan tidak menjawab.

Yunarto Wijaya menambahkan alasan tingginya elektabilitas Yusril dibanding dengan bakal calon penantang Ahok lainnya karena Yusril dianggap paling tegas menyatakan akan bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang. Selain itu, manuver politik Yusril dianggap langkah nyata antara lain dengan membela warga Luar Batang.

Survei ini dilakukan pada rentang waktu 15 hingga 20 Maret 2016 setelah Ahok mendeklarasikan diri maju sebagai kandidat dalam Pilkada DKI. Survei dengan metode multistage random sampling dengan margin of error 4,9 persen.

Survei dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 400 responden yang tersebar di 5 wilayah kota administrasi dan Kepulauan seribu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya