Surat Dubes RI soal Habib Rizieq Asli atau Palsu, Ini Faktanya

Foto rilis Dubes RI untuk Arab Saudi yang sudah dicoret dan beredar di medsos.
Sumber :
  • Screenshots Twitter

VIVA – Insiden Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab yang sempat diperiksa kepolisian Arab Saudi menjadi sorotan di Tanah Air. Kontroversi mencuat saat surat keterangan resmi tertulis Duta Besar RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel dianggap kop dan tandatangan editan.

Arti dan Peran Amicus Curiae yang Diajukan Megawati dan Habib Rizieq ke MK

Netizen mempertanyakan kop dan tandatangan Agus Maftuh dalam keterangan resmi tertulisnya yang sempat viral. Mengklarifikasi hal tersebut, Agus menegaskan rilis tersebut adalah benar darinya.

"Rilis tersebut benar dari saya. Terkait dengan format rilis perlu saya jelaskan dokumen tersebut dengan format PDF (Portable Document Format) dan juga dengan ekstensi Docx (Word Document)," kata Agus dalam keterangan tertulis yang diterima VIVA, Kamis malam, 7 November 2018.

Hakim MK Buka Suara soal Megawati Ajukan Amicur Curiae Terkait Sengketa Pilpres 2024

Agus menekankan tandatangan yang dibubuhinya itu adalah asli. Tandatangan tersebut dilakukan dengan format khusus.

"Tandatangan yang ada dalam rilis tersebut adalah benar tanda tangan saya dengan Stylus Digitizer yang merupakan bawaan laptop Microsoft Surface Pro-4," jelas Agus.

Top Trending: Kisah Jenderal Agus Subiyanto, Sosok Aiptu FN hingga Istri Baru Habib Rizieq

Dia menegaskan, dengan Microsoft Surface maka memungkinkan untuk membubuhkan tandatangan langsung di layar komputer. Bila ada perubahan di medsos maka hal tersebut bagian dari kreatifitas netizen.

"Dengan dukungan warna yang sudah ada di software. Rilis asli tersebut dalam bentuk PDF langsung dan bukan hasil scan. Edisi JPEG, JPG atau BMP yang beredar adalah hasil convert dari kreatifitas netizen," tuturnya.

Kemudian, terkait kop surat, ia menjelaskan sudah pernah ketika memberikan informasi soal pencekalan serta visa Habib Rizieq, beberapa waktu lalu. Maka, menurut dia seharusnya tak ada masalah dengan kop ini.

Agus menegaskan, pihaknya tak pernah membeda-bedakan dalam membantu warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Saudi. "Dalam melayani para ekspatriat Indonesia di Saudi, saya sebagai pelayan WNI tidak pernah melakukan diskriminasi dan tidak mempermasalahkan partai atau mazhab apa pun," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya