Unpad Jaga Gawang Uji Coba Vaksin COVID-19, Bio Farma: Diawasi Ketat

Ilustrasi Vaksin COVID-19
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Vaksin COVID-19 Sinovac dari Tiongkok yang tengah diuji Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bio Farma direncanakan diproduksi massal mencapai 250 juta dosis untuk penanganan wabah pandemi di Indonesia.

Cakupannya Menurun, Kemenkes Imbau Lengkapi Vaksinasi Anak-anak hingga Orang Dewasa

Baca juga: Jokowi Janjikan Produksi Vaksin, Rupiah Dibuka Menguat Rp14.590

Head of Corporate Communication Bio Farma, Iwan Setiawan, menjelaskan, uji klinis fase tiga vaksin tersebut untuk uji coba sebelum produksi massal terhadap relawan dengan kriteria usia 18 tahun sampai 50 tahun yang sudah diseleksi oleh lembaga independen dengan ketat.

Deretan Penyakit Ini Rentan Dialami Jemaah Haji dan Umrah, Wajib Vaksin Sebelum ke Tanah Suci!

"Kalau untuk kriterianya tentu harus sehat, karena vaksin itu untuk pencegahan sehingga diberikan kepada orang yang sehat dengan kriteria-kriteria yang detail," ujar Iwan, Selasa 28 Juli 2020.

Iwan menambahkan, uji coba terhadap relawan sepenuhnya dilimpahkan kepada lembaga independen yang terkualifikasi yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran yang diawasi oleh komite etik dan institusi terkait. 

AstraZeneca Tarik Vaksin COVID-19 di Seluruh Dunia, Ada Apa?

"Unpad diawasi juga, ada Badan POM, tidak sembarangan. Meski vaksin ini dari Tiongkok, produk massalnya di kita," ujarnya.

Iwan menambahkan, Bio Farma dipastikan tidak ikut campur dalam tahapan uji coba kepada relawan agar kinerja vaksin tersebut objektif tanpa ada manipulasi data.

"Kami Bio Farma tidak boleh intervensi, kalau saya yang menguji nanti dibaik-baikin. Independen yang betul-betul memegang objektivitas yang ketat ada kode etiknya," katanya.

"Memang Bio Farma yang memproduksinya tetapi uji klinis itu harus dilakukan lembaga independen tetapi mempunyai kualifikasi dalam hal ini Fakultas Kedokteran Unpad yang sudah terbiasa meneliti vaksin," tuturnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya