Erick Thohir Pastikan Rangkul Swasta Genjot Industri Kendaraan Listrik

Menteri BUMN Erick Thohir
Sumber :
  • Kementerian BUMN

VIVA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan, salah satu peta jalan strategis perekonomian bagi Pemerintah saat ini adalah melalui langkah pengembangan ekosistem yang saling menguntungkan dengan pihak swasta.

Relawan Bakti BUMN – PNM, Menumbuhkan Asa di Desa Nepal Van Java

Erick menjelaskan, Pemerintah menyadari sepenuhnya bahwa dampak nyata yang telah diberikan oleh para pihak swasta tersebut, juga telah ikut membantu memberikan nilai lebih bagi perekonomian di Tanah Air. Karena itu pengembangan teknologi kendaraan listrik juga harus melibatkan swasta.

"Kita harus merangkul swasta karena keahlian dan pengalamannya mulai dari membangun industri electric vehicle (EV) battery, meregenerasi kawasan sanur, atau langkah pembenahan kawasan industri Batang," kata Erick dalam telekonferensi di acara MNC Group Investor Forum, Rabu 3 Maret 2021.

Mobil Listrik Baru Neta X Sudah Mendekati Indonesia, Harganya Cuma Segini

Baca juga: Jajal Motor Listrik Gesits, Sandi: Cocok untuk Transportasi Ekoturisme

Erick menambahkan, peran pihak swasta itu bahkan dapat dilihat hingga ke aspek pembiayaan proyek infrastruktur strategis. Salah satunya melalui Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia. 

Siap Meluncur Kona Electric Baru Jadi Mobil Listrik Hyundai Paling Murah

"Atau kita sebut dengan Indonesia Investment Authority (INA)," ujarnya.

Erick mengatakan, semua transformasi dan upaya yang dilakukan baik oleh pihak Pemerintah maupun pihak swasta ini, tentunya juga melibatkan pendekatan baru. Serta kemitraan yang kuat antara BUMN dan para pihak swasta tersebut.

Salah satunya yakni soal adanya sejumlah inisiatif strategis BUMN yang berkolaborasi dan bersinergi dengan sektor swasta, seperti misalnya di industri EV batery. Erick meyakini bahwa nantinya akan banyak kota-kota masa depan di Indonesia, yang tidak hanya akan menggunakan lebih banyak inovasi digital, namun juga didukung oleh energi terbarukan.

"Misalnya dengan lebih banyaknya kendaraan mobil listrik di jalanan. Di situ lah kami melihat masa depan yang lebih cerah untuk Indonesia," kata Erick.

Selain itu, lanjut Erick, karena Indonesia juga menggunakan cadangan nikelnya sebagai bahan baku utama baterai lithium, maka sejumlah pemain di level global pun juga sudah mulai meliriknya.

Beberapa pemain global yang juga telah dilibatkan dalam industri baterai lithium itu antara lain seperti CATL dari China dan LG Chem dari Korea. Mereka berkolaborasi dan ambil bagian dalam mengembangkan ekosistem baterai lithium di tataran nasional.

"Kami bergerak maju dalam upaya kami untuk mengembangkan kawasan industri terintegrasi seluas 4.300 hektare di Batang, Jawa Tengah. BUMN bertanggung jawab untuk mengembangkan infrastruktur dasar, sedangkan investor swasta dapat fokus pada bisnisnya dengan menjadikan kawasan industri Batang sebagai pusat otomotif, ICT, dan pusat manufaktur elektronik," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya