Epidemiolog Ungkap Vaksinasi Pekerja Kunci Pemulihan Dunia Usaha

Sentra Vaksinasi Booster di JIEP.
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan para pelaku usaha harus melindungi seluruh pekerjanya melalui vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan. Hal itu harus dilakukan demi mendorong percepatan pemulihan berbagai sektor di dunia usaha.

Direktur Keuangan BPJS Ketenagakerjaan Serahkan Santunan Kematian Sebesar Rp391 juta

Adapun dalam hal tersebut, pelaku usaha harus memastikan karyawannya mendapatkan vaksin setidaknya dosis kedua atau bahkan booster, khususnya bagi kelompok yang rentan.

"Selain vaksinasi bagi para karyawan, perusahaan juga dapat memfasilitasi vaksinasi bagi anggota keluarga karyawan," jelas Dicky, dari keterangannya, Rabu 2 Maret 2022.

Kasus Pemalsuan Merek Dagang Masih Marak Hingga Berimbas kepada Buruh

Baca juga: Polisi Temukan Identitas Rombongan Supermoto Terobos Tol Kelapa Gading

Ia menambahkan, selain vaksinasi pelaku usaha juga harus disiplin dan konsisten dalam menerapkan protokol kesehatan di fasilitas produksi, sebagai upaya preventif agar meminimalisasi penularan virus.

Penuhi Kebutuhan Rumah Bagi Pekerja, BPJS Ketenagakerjaan dan Perumnas Jalin Sinergi

Adapun contoh penerapan protokol kesehatan Dicky mengatakan, di lingkungan fasilitas produksi bukan hanya soal penggunaan masker N95, tetapi juga kualitas ventilasi dan sirkulasi udara yang baik.

"Protokol kesehatan yang tepat harus disesuaikan dengan setting pabrik masing-masing, karena setiap pabrik memiliki denah, lokasi, serta alur yang berbeda-beda. Yang disebut protokol kesehatan itu tidak general, harus spesifik," ujarnya.

PGN lakukan vaksinasi booster pada pekerja dan keluarga.

Photo :
  • Dok. PGN

Untuk fasilitas produksi, dapat dilakukan upaya-upaya lain untuk meminimalkan penyebaran virus seperti menyediakan fasilitas sanitizer dan cuci tangan, transportasi antar-jemput bagi karyawan, fasilitas teknologi nirsentuh, melakukan desinfeksi secara berkala setiap pergantian shift, serta melakukan tracing secara berkala.

"Tentu semua hal ini tidak nol risiko, tetap ada risiko sehingga evaluasi harus tetap ada untuk memperbaiki prosedur," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya