Luhut Pamer Dampak Hilirisasi RI: Era Jokowi Inflasi Selalu di Bawah 4 Persen
- Misrohatun Hasanah
Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menerima kedatangan jurnalis senior dari The New York Times, Peter Goodman, yang tertarik menggali lebih dalam seputar hilirisasi industri mineral di Indonesia saat ini.
Melalui laman Instagram pribadinya, @luhut.pandjaitan, Luhut pun meminta Peter untuk melihat secara langsung beberapa fakta yang tidak pernah terjadi sepanjang sejarah Republik Indonesia.
"Dengan memaparkan beberapa data dan laporan yang saya sudah siapkan sejak lama," kata Luhut dikutip, Kamis, 20 Juli 2023.
Dia menjelaskan, paparan data dan laporan tersebut berisi nilai rata-rata tingkat inflasi Indonesia, di mana sejak kepemimpinan Presiden Jokowi tingkat inflasi selalu berada di bawah 4 persen.
"Inilah salah satu manfaat program hilirisasi industri di Indonesia, yaitu berkontribusi menjaga pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan," ujarnya.
Selain itu, Luhut mengaku juga menyampaikan hasil laporan yang dibuat oleh lembaga Edelman Trust Barometer tahun 2023, yang menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara peringkat ke 2 dalam daftar negara dengan tingkat optimisme ekonomi yang tinggi. Pencapaian ini sekaligus mengalahkan negara asal Peter, yaitu Amerika Serikat, yang berada di peringkat 14.
"Saya juga ingin Peter mencatat dalam tulisannya nanti, bahwa kami ingin negara maju memahami satu hal yang penting, larangan ekspor nikel yang kami putuskan saat ini secara tidak langsung mempermudah Amerika dan negara lainnya untuk mendapatkan akses terhadap suplai material lithium baterai dari nikel," kata Luhut.
Hal itu demi mengingat bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang berhasil menerapkan teknologi HPAL, untuk pengolahan nikel kadar rendah menjadi bahan lithium baterai. Melihat raut keheranan dari wajah Peter, Luhut pun semakin yakin bahwa sampai saat ini belum banyak yang tahu apa yang sedang dijalankan oleh Indonesia hari ini. Sehingga wajar bila banyak tentangan yang hadir silih berganti, terhadap kebijakan hilirisasi Indonesia tersebut.
"Namun kami bersyukur karena diberi teladan kepemimpinan yang baik dari Presiden kami, untuk tidak gentar terhadap setiap tantangan dan hambatan yang hadir di masa depan," kata Luhut.
"Bahwa efek berlipat ganda yang hadir karena kebijakan hilirisasi bukan saja menjadi penyemangat kami untuk melindungi hak atas pengelolaan sumber daya alam negeri kami secara berdikari, tetapi juga pertanda baik bagi terwujudnya cita-cita bangsa menjadi negara maju di tahun 2045," ujarnya.