Desa Wisata Kawasan Bromo Tengger Semeru Diminta Perkuat Sinergi, Ini Alasannya

Budidayakan bunga edelweiss di lereng Gunung Bromo, Wonokitri, Tosari, Pasuruan
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menegaskan penguatan sinergi antara desa wisata penting dilakukan ke depannya. Hal tersebut dalam upaya untuk peningkatan perekonomian dan perluasan lapangan kerja pada sektor tersebut.

Anak Muda di Yogya Diajak Diskusi Ramu Kebijakan Pariwisata Berkelanjutan

Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata Kemenparekraf, Florida Pardosi dalam keterangannya, mengatakan bahwa keberadaan desa wisata, tanpa sentuhan warga dan pelaku sektor pariwisata lokal tidak akan mampu berkembang dengan baik.

"Karena pengalaman berwisata didapatkan tidak hanya melalui daya tarik wisata, melainkan dari pelayanan dan interaksi warga dengan wisatawan. SDM adalah isu yang sangat penting," kata Florida dikutip, Senin, 11 September 2023.

IP Crime Forum 2024: Tingkatkan Penegakan Hukum KI Melalui Sinergi

Hal tersebut disampaikan Florida dalam kegiatan Sadar Wisata 5.0 di enam desa wisata yang berada di Kawasan Bromo Tengger Semeru. Program tersebut telah berjalan sejak 2022, dengan dukungan penuh dari Bank Dunia.

Gunung Bromo

Photo :
  • disporaparbud.probolinggokab
Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tumbuh 5,11 Persen, Airlangga: Tertinggi Sejak 2015

Florida menjelaskan, untuk mewujudkan sinergi tersebut, perlu adanya kolaborasi antar pemangku kebijakan termasuk antara desa wisata dalam upaya untuk mengembangkan dan mengoptimalisasi potensi yang ada melalui diversifikasi produk.

Kemenparekraf tegasknya terus mendorong kemajuan dan kemandirian desa wisata mengingat kawasan desa mampu mengembangkan sektor perekonomian. Apalagi, bertumbuhnya sektor pariwisata di desa wisata dapat mengurangi angka pengangguran dan menekan laju urbanisasi.

"Harapannya, desa wisata dapat menjadi kekuatan perekonomian, tidak hanya secara regional tetapi juga secara nasional," urainya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang Purwoto menyatakan, pemegang kunci penting berkembangnya sebuah desa wisata adalah dari sisi SDM.

Menurutnya, masyarakat desa harus mengetahui bahwa desa tersebut merupakan desa wisata yang bertujuan untuk mendatangkan wisatawan. Sehingga, kesadaran terkait optimalisasi desa wisata bukan hanya menjadi perhatian kelompok sadar wisata (pokdarwis) semata.

"Setiap pemangku kepentingan harus kompak satu visi. Yang memiliki kesadaran wisata tidak hanya kelompok sadar wisata, tapi seluruh masyarakat desa," kata Purwoto.

Sebelumnya, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Martini M Paham, menjelaskan, program Kampanye Sadar Wisata 5.0 ditujukan untuk mendorong peningkatan partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan pariwisata di desa.

"Ini peluang yang sangat bagus bagi kita untuk belajar. Peran kita harus terus dijaga supaya kita sama-sama bisa memajukan destinasi, mempromosikan, dan juga memenuhi pendekatan kualitas yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, di Jawa Timur.

Photo :
  • ANTARA/Vcki Febrianto

Program Kampanye Sadar Wisata 5.0, menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, merupakan salah satu program unggulan Kemenparekraf dalam peningkatan sumber daya manusia.

Melalui kegiatan tersebut, diharapkan lahir para pariwisata di desa wisata, yang menumbuhkan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia yang maju, berdaya saing, berkelanjutan, serta mengedepankan kearifan lokal yang ditopang dengan SDM yang andal dan berdaya saing.

Tahun ini, tahapan Sosialisasi dalam Kegiatan Kampanye Sadar Wisata melibatkan 90 desa wisata di enam Daerah Pariwisata Prioritas (DPP) yakni Labuan Bajo, Wakatobi, Danau Toba, Lombok, Borobudur Yogyakarta Prambanan, serta Bromo Tengger Semeru. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya