Meroket 111 Persen, EMP Cetak Laba Bersih US$19,1 Juta pada Kuartal III-2023

Energi Mega Persada.
Sumber :
  • M Yudha P / VIVA.co.id

Jakarta – PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) melaporkan kinerja keuangan kuartal III-2023, yang mengalami kenaikan secara kuartalan baik dalam hal kinerja produksi maupun kinerja keuangan.

Isuzu Buka Suara Soal Panther, Bakal Ada Varian Baru?

Senior Advisor Investor Relations ENRG, Herwin W. Hidayat mengatakan, secara kuartalan terdapat kenaikan laba bersih sebesar 111 persen, pada kuartal III-2023.

"Dari US$9,07 juta di kuartal II-2023, menjadi US$19,1 juta di kuartal III-2023," kata Erwin dalam telekonferensi di acara Annual Public Expose 2023, Jumat, 15 Desember 2023.

Bank Jago Cetak Laba Bersih Rp 72 Miliar pada 2023, Kredit Naik 38 Persen

Selain itu, ada juga kenaikan pada net sales sebesar 18 persen, dari US$88,9 juta di kuartal II-2023 menjadi US$104,9 juta di kuartal III-2023. EBITDA juga naik 20 persen, dari US$49,8 juta di kuartal II-2023 menjadi US$60,04 juta di kuartal III-2023.

"Dan operating income juga naik 50 persen, dari US$21,2 juta di kuartal II-2023 menjadi US$31,7 juta di kuartal III-2023," ujarnya.

Aturan Terbit, Pemerintah Bebaskan PPh Eksportir yang Parkirkan DHE SDA di Dalam Negeri

Ilustrasi wilayah kerja migas yang dikelola Energi Mega Persada Tbk.

Photo :
  • EMP.id

Erwin menambahkan, kenakkan pada sales, EBITDA, operating income, dan net profit itu, disebabkan karena produksi minyak yang cukup konsisten di level sekitar 5.600-5.700 barel per hari. Sementara roduksi gas dilaporkan juga mengalami kenaikan sebesar 4 persen, dari kuartal II ke kuartal III-2023. Yakni dari 167 juta menjadi 174 juta kaki kubik gas per hari. 

"Produksi gas Sengkang telah beroperasi normal sejak Maret 2023, dan terus terdapat kenaikan produksi gas baik dari Sengkang maupun Bentu," kata Herwin.

Proyek Energi Mega Persada.

Photo :
  • energi-mp.com

Di sisi lain, lanjut Herwin, harga jual rata-rata minyak mengalami kenaikan dari kuartal II ke kuartal III-2023. Yakni sebesar 19 persen, dari sebelumnya US$74 dolar menjadi US$88 dolar per barel.

"Harga minyak telah rebound di semester kedua tahun ini. Sementara harga jual gas selalu konsisten di level US$6,1 per MMBTU. Jadi kinerja keuangan kami secara quarter-to-quarter telah mengalami kenaikan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya