BI Tegaskan Tak Tergantung The Fed Tentukan Arah Kebijakan Suku Bunga Acuan

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

Jakarta Bank Indonesia menegaskan, kebijakan suku bunga BI tidak bergantung pada arah kebijakan Bank sentral AS Federal Reserve atau The Fed.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengatakan, BI mempertimbangkan sejumlah indikator ekonomi dalam menentukan arah suku bunga acuan. Karenanya tidak terpaku pada satu indikator.

“Kapan BI menurunkan suku bunga? Apakah saat The Fed menurunkan suku bunga? Tidak selalu seperti itu. Kita prinsipnya bergantung pada data. Kalau ekonomi domestik sudah oke, saatnya turunkan suku
bunga, akan kita turunkan meski The Fed belum menurunkan,” kata Destry dalam Economic Outlook 2024 di Jakarta, Rabu, 7 Februari 2024.

Destry pun mencontohkan bahwa ketika The Fed menaikkan suku bunga hingga 550 basis poin (bps). Kala itu BI hanya menaikkan suku bunga sebesar 250 bps untuk mengantisipasi kondisi ekonomi. BI juga turut mengoptimalkan bauran kebijakan lainnya, seperti makroprudensial dan sistem pembayaran.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti

Photo :
  • VIVAnews/Mohammad Yudha Prasetya

“Jadi, untuk moneter, fokus kita adalah pro-stability,” ujar dia.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 16-17 Januari 2024 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate tetap di level 6 persen.

Suku bunga deposit facility dipertahankan di posisi 5,25 persen, dan suku bunga lending facility juga tetap sebesar 6,75 persen.

"Keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan Januari 2024 di Jakarta, Rabu.

Keputusan tersebut juga mendukung langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus satu persen pada 2024.

Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti.

Photo :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

"Kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dan rumah tangga," ujar Perry.

Selain itu, akselerasi digitalisasi sistem pembayaran, termasuk digitalisasi transaksi keuangan pemerintah pusat dan daerah juga terus didorong untuk meningkatkan volume transaksi dan memperluas inklusi ekonomi-keuangan digital.

Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial dan sistem pembayaran untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. (Ant)

Upaya Ketum GP Ansor Gus Addin Galang Diaspora di 20 Negara Disambut Baik Jokowi
Grab Business Forum 2024.

Grab Indonesia Tegaskan Ekonomi Indonesia Tumbuh Positif Angin Segar Bagi Industri

Hal itu ditegaskan Neneng Goenadi, Country Managing Director Grab Indonesia dalam Grab Business Forum 2024.

img_title
VIVA.co.id
17 Mei 2024