Sumber :
- VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews -
Harga emas mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah sempat anjlok di bawah level US$1.600 per ounces pada perdagangan Jumat, 15 Februari 2013.
Pada perdagangan Senin 18 Februari 2013 waktu setempat, harga emas menguat tipis dari US$1.598,04 per ounces di posisi US$1.607,06 per ounces. Penguatan harga emas didorong oleh pembelian emas batangan secara besar-besaran oleh China setelah sempat libur sepekan karena libur Imlek.
Analis meralat prediksi harga emas dari level US$1.700 per ounces menjadi kisaran US$1.550-US$1.625 per ounces, akibat banyaknya sentimen positif di portofolio lain. Dalam jangka pendek, logam kuning ini rentan dalam kerugian.
"Tidak akan banyak sentimen positif bagi emas, dan saat ini emas sedang diuji di level terendah dan melompat di posisi US$1.600," kata analis Deutsche Bank, Michael Blumenroth, seperti dilansir
CNBC
, Selasa 19 Februari 2013.
Melemahnya euro terhadap dolar AS menambah tekanan pada emas. Apresiasi mata uang menandai risiko penurunan inflasi. "Emas biasanya dilihat sebagai nilai lindung terhadap tekanan inflasi," kata Presiden Bank Central Eropa, Mario Draghi.
Sementara itu, dari dalam negeri dilaporkan, setelah sempat anjlok selama empat hari berturut-turut, harga emas batangan di Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk tidak berubah.
Rp502.000 per gram. (art)
Halaman Selanjutnya
Rp502.000 per gram. (art)