Pemilu 2009

SBY - Prabowo Saling Kritik Soal Ekonomi

VIVAnews - Bukan hanya di sektor politik dan proses pemilihan umum, pertarungan antara calon presiden berbeda kubu juga semakin memanas di sektor ekonomi.

Perseteruan dua kubu yang berseberangan, yakni Prabowo Subianto melawan kubu pemerintah semakin terbuka. Kedua kubu saling mengkritik konsep pembangunan ekonomi masing-masing di berbagai forum terbuka.

Dalam berbagai kampanye selama pemilu, Prabowo Subianto mengkritik kebijakan pemerintah di bidang ekonomi yang dianggap terlalu liberal dan bergantung pada utang luar negeri. Dia menekankan utang luar negeri pemerintah harus dijadwal ulang untuk membiayai pembangunan. 

Dalam kampanye dan forum-forum terbuka, Prabowo juga menjanjikan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga dua digit. Dalam konsep Prabowonomics seperti tertuang dalam buku “Membangun Kembali Indonesia Raya”, dia mengelu-elukan konsep ekonomi berbasis ketahanan pangan, kedaulatan energi, industri bernilai tambah, serta mengandalkan pasar domestik besar.

Sebelum membuka sidang kabinet paripurna di kantor Presiden Selasa, 14 April 2009, giliran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berbicara. Presiden memang tidak menunjuk nama salah satu calon presiden tertentu.

Yudhoyono hanya menyebutkan janji kampanye soal target pertumbuhan ekonomi 12 persen. "Memang kalau dikampanyekan, itu menarik. Wah..hebat, dua digit," tandas Presiden Kantor Presiden, Selasa 14 April 2009.

Namun, SBY mengaku tidak paham bagaimana caranya pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa menuju double digit. "Itu saya tidak paham, bagaimana cara menuju ke situ."

Saat berkampanye di Magelang pada 5 April, Yudhoyono juga mengkritik usulan kebijakan soal utang. "Saya tidak mau tercatat sebagai bangsa yang ngemplang utang," kata SBY. "Kalau ada presiden yang suka ngemplang, silahkan. Tapi kalau saya lebih baik membayar."

Profil Wina Natalia yang Gugat Cerai Anji Manji, Ternyata Pengusaha Sukses
Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG)

BI Tahan Suku Bunga Acuan di 6,25 Persen, Ini Alasannya 

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada Mei 2024 memutuskan untuk menahan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,25 persen.

img_title
VIVA.co.id
22 Mei 2024