Saham Eropa Melorot, Amerika Terkerek

Pialang Mengamati Pergerakan Saham perdagangan di Bursa Efek New York
Sumber :
  • Reuters
VIVAnews
Israel-Palestina Harus Hidup Berdampingan dengan Damai, Kata Menteri Luar Negeri Selandia Baru
- Melambatnya sektor manufaktur di Eropa dan Tiongkok, yang menjerumuskan perusahaan industri logam serta saham Eropa ke level rendah, membuat saham di Amerika Serikat (AS) ditutup menguat.

Dewas KPK Santai Jika Gugatan Ghufron ke PTUN Dikabulkan: Gak Apa-apa, Itu Berlaku ke Depan

Faktor lainnya, pembelian rumah AS pada bulan Oktober meningkat tak terduga. Sementara, indeks manufaktur naik dan indeks dari indikator ekonomi utama juga naik lebih dari perkiraan sebelumnya.
Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Investasi Terus Masuk


Penguatan data ekonomi AS tersebut berhasil mengerek indeks S&P 500, semalam, naik 0,2 persen menjadi 2.052,68, menghapus penurunan sebelumnya sebesar 0,4 persen akibat reli pada saham ritel dan saham energi.


"Pasar merespons kenyataan bahwa kita memiliki fundamental yang solid. Minggu depan, pasar akan ditutup lebih tinggi," ujar Peter Cardillo, Ekonom Pasar dari Rockwell Global Capital, seperti dikutip
CNBC
, Jumat 21 November 2014.


Indeks Russell 2000 berhasil naik 0,7 persen. Papan perdagangan Nasdaq meningkat 26,16 poin atau 0,56 persen ke level 4.701,87. Sementara, indeks Dow Jones Industrial Average mencatatkan peningkatan 0,19 persen ke level 17.719.


Peter menyitir beberapa data, seperti Inflasi AS yang stagnan pada bulan lalu. Ditambah, sektor manufaktur dan jasa di zona Eropa yang jatuh tak terduga. Serta, PMI Tiongkok yang merosot ke angka 50, di luar perkiraan ekonom. Fakta-fakta tersebut yang membuat saham AS mencatatkan rekor.


Indeks Stoxx Europe 600 turun 0,3 persen ke level 338,28. Sementara acuan saham pertambangan mencatat penurunan ke level terendah tahun ini, bersamaan dengan saham produsen besi BHP Billiton Ltd dan Rio Tinto Group yang turun lebih dari 2,5 persen. Sementara di Tiongkok, indeks acuan produksi turun ke level terendah dalam enam bulan terakhir.


 


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya