Sumber :
- ANTARA/Embong Salampessy
VIVA.co.id
- Presiden Joko Widodo mengaku sumber daya alam di wilayah Indonesia Timur, sangat menguntungkan pendapatan negara setiap tahunnya.
Meski begitu, untuk menjadikan Indonesia Timur sebagai lahan kerja sama bisnis dan investasi, dibutuhkan gebrakan hal yang besar, terutama dari kualitas sumber daya manusia yang selama ini belum memenuhi katagori maksmimal
Baca Juga :
Budi Karya Lanjutkan Pekerjaan Jonan
"Kalau infrastruktur siap, seperti akses jalan yang butuh pembangunan di beberapa tempat, butuh bayak perbaikan. Hal-hal itu saya kira bisa diatasi, dan lahan-lahan di sana akan bisa mudah diolah," katanya.
Jokowi mencontohkan, seperti di daerah Marauke misalnya, di daerah tersebut masih banyak lahan-lahan kosong yang belum disentuh oleh pembangunan, dan banyak pihak Indonesia yang tidak menyadari itu.
"Saya lihat, di satu kabupaten, ada lahan hampir 4,6 juta hektare. Sedangkan lahan itu, masih ada yang sama di empat kabupaten lainnya. Inilah kesempatan kita sebenarnya untuk mengolahnya," kata Jokowi.
Tak hanya itu, kata Jokowi, di wilayah Indonesia Timur lainnya, seperti di Maluku, Ternate, d Tidore, kualitas ikan di kawasan sangat melimpah, tetapi dia menyayangkan, hal tersebut lagi-lagi tidak dimanfaatkan baik oleh Indonesia.
"Kalau malam di perairan laut itu, banyak lampu-lampu gemerlap seperti pasar malam, aktivitasnya menangkap ikan. Tetapi, sayangnya itu bukan kapal kita, mereka kapal asing," jelas dia.
Dengan adanya hal tersebut, mantan Gubernur DKI Jakarta ini meminta sejumlah elemen,untuk bisa sadar dalam mengolah kekakayaan alam di Indonesia. Sebab, jika hal ini dibiarkan, bukan tidak mungkin negara-negara asing bakal terus mengeruk kekayaan Indonesia.
"Kita harus sadar, ini peluang kita, kita punya investasi yang besar. Terutama, di wilayah Indonesia Timur, jangan sampai kita cuma jadi penonton saja," kata Jokowi. (asp)
Halaman Selanjutnya
Jokowi mencontohkan, seperti di daerah Marauke misalnya, di daerah tersebut masih banyak lahan-lahan kosong yang belum disentuh oleh pembangunan, dan banyak pihak Indonesia yang tidak menyadari itu.