Sihir Maut Oezil di Arsenal Wujudkan Mimpi Buruk Gattuso

Aksi playmaker Arsenal, Mesut Oezil, di laga kontra AC Milan
Sumber :
  • Reuters/Allesandro Bianchi

VIVA – Henrikh Mkhitaryan dan Aaron Ramsey boleh saja menjadi bahan pembicaraan karena mereka adalah pencetak gol kemenangan Arsenal atas AC Milan. Namun, sebenarnya bukan mereka pahlawan dalam laga leg 1 babak 16 besar Liga Europa, yang digelar di San Siro, Kamis 8 Maret 2018 atau Jumat dini hari WIB, tersebut.

Leandro Trossard Menyela Ben White dengan Tegas, Akhiri Perdebatan Tentang Bintang Arsenal

Mesut Oezil menjadi pahlawan sesungguhnya Arsenal. Saat menghadapi Milan, Oezil menunjukkan kelasnya sebagai kreator serangan The Gunners.

Kehadiran Oezil di skuat Arsenal sebenarnya menjadi yang paling dikhawatirkan oleh pelatih Milan, Gennaro Gattuso. Menurut Gattuso, Oezil merupakan nyawa utama permainan Arsenal.

Pengakuan Pochettino Usai Chelsea Dibantai Arsenal

Sebelum laga, Gattuso pun mengaku tidurnya terganggu dengan kemampuan Oezil.

"Ketika saya tidur, mimpinya adalah tentang Oezil. Ketakutan terbesar saya adalah bagaimana cara menghentikan Arsenal cetak gol (lewat kreasinya)," ujar Gattuso dilansir Guardian.

5 Fakta Menarik Arsenal Usai Pesta Gol ke Gawang Chelsea di Premier League

Pelatih AC Milan, Gennaro Gattuso

Mimpi buruk Gattuso menjadi kenyataan. Oezil benar-benar menjelma sebagai monster yang menakutkan bagi lini pertahanan Milan.

Di lini tengah, Oezil begitu dominan. Bukan cuma itu, dia juga tampil efektif.

WhoScored melansir, Oezil cuma menyentuh bola sebanyak 50 kali dan melepaskan 44 umpan. Jumlah ini masih kalah jauh dari yang dicatatkan oleh Granit Xhaka.

Tapi, umpan Oezil begitu maut. Pemain 29 tahun tersebut berhasil membantu Mkhitaryan dan Ramsey mencetak gol.

Right man in the right place! Itulah Oezil dalam laga kontra Milan.

Dia menjadi pahlawan sebenarnya dalam upaya Arsenal bangkit dan membungkam kritik dari berbagai kalangan.

Selanjutnya...Pertahanan Tangguh



Pertahanan Tangguh

Sihir Oezil pun tak akan berarti jika tak didukung oleh tangguhnya Granit Xhaka dalam melindungi lini belakang Arsenal. Ketika bertahan, Xhaka mampu mencatatkan dua intersep dan tiga kali clearance.

Kinerja lini belakang Arsenal juga patut diacungi jempol. Hanya Sead Kolasinac saja yang tampil di bawah performa.

Calum Chambers, Laurent Koscielny, dan Shkodran Mustafi, mampu menjadi benteng kokoh dalam pertahanan Arsenal. Ketiganya kerap melakukan penyelamatan penting.

Para pemain Arsenal merayakan gol Henrikh Mkhitaryan ke gawang AC Milan

Terlebih bagi Koscielny. Empat intersep dicatatkannya dan delapan clearance dicetak. Bukan cuma itu, Koscielny juga memblok satu tendangan pemain depan Milan.

"Ini karakter sesungguhnya dari Arsenal. Tentu, saat terpuruk, menyelesaikan pekerjaan dengan sekuat tenaga, dan hasilnya tak bagus, pasti kecewa. Kami coba memperbaikinya dan akhirnya mencatatkan sebuah hasil yang manis," kata manajer Arsenal, Arsene Wenger, dilansir situs resmi klub. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya