Argentina Dibayangi Bencana 1958

Pemain Timnas Argentina di Piala Dunia 2018
Sumber :
  • REUTERS/Matthew Childs

VIVA – Bukan kali pertama Argentina mengalami krisis di Piala Dunia. Dalam catatan sejarah, Argentina sempat pula hancur lebur di Piala Dunia.

Media Korsel Sorot Timnas Indonesia: Senjata Paling Berbahaya Mereka Adalah STY

Itu terjadi pada Piala Dunia 1958, Swedia. Albiceleste baru saja comeback ke Piala Dunia setelah absen sejak periode 1934 hingga 1954.

Bisa dikatakan, mereka menjadi peserta baru dalam gelaran Piala Dunia pasca Perang Dunia. 24 tahun setelah absen, mereka harus berhadapan dengan Irlandia Utara, Jerman Barat, dan Republik Ceko (saat itu bernama Czechoslovakia), dalam persaingan di Grup 1.

Momen STY Dilempar Telur Kembali Viral Jelang Indonesia vs Korsel, Warganet: Buktikan Coach

Kala itu, Argentina cuma bisa meraih satu kemenangan, yakni saat melawan Irlandia Utara. Sementara, saat menghadapi Jerman Barat dan Republik Ceko, mereka dihajar habis-habisan.

Menghadapi Jerman Barat, Argentina kalah dengan skor 1-3. Lalu, saat jumpa Republik Ceko, Argentina babak belur karena dihajar 1-6.

Lionel Messi Absen, Timnas Argentina Bantai Kosta Rika

Line up Argentina kala itu memang pincang. Formasi maut yang diisi Atonio Angelillo, Omar Sivori, Oreste Corbatta, dan Osvaldo Cruz, tak lengkap. Angelillo dan Sivori absen dari Piala Dunia karena tak dipanggil ke Timnas.

Jadilah, Sivori dan Corbatta yang harus berjuang. Nyatanya, duet di antara mereka tak terlalu tajam.

Argentina kesulitan bersaing dengan Jerman Barat dan Republik Ceko. Mereka akhirnya menempati posisi juru kunci Grup 1.

Media-media Argentina menyebut pencapaian ini sebagai El desastre de Suecia atau Tragedi Swedia. Dilansir Playfutbol, saat tiba di Bandara Internasional Ezeiza, Buenos Aires, 10 ribu orang sudah menunggu mereka.

Saat keluar dari bandara, publik langsung mencerca mereka habis-habisan karena penampilan buruknya.

Ada lagi bencana kedua yang datang. Itu terjadi pada Piala Dunia 1994, Amerika Serikat.

Lini depan Argentina saat itu sangat mengerikan karena diisi Diego Maradona, Gabriel Batistuta, dan Fernando Redondo.

Sektor tengah pun diisi pemain berbakat macam Diego Simeone dan Ariel Ortega.

Mental bertanding Argentina mulai goyah ketika Maradona tertangkap basah menggunakan ephedrine yang tergolong doping. Maradona dikeluarkan dari skuat dan disanksi 15 bulan oleh FIFA.

Argentina bisa lolos fase grup. Tapi, saat jumpa Rumania di babak 16 besar, mereka kalah dan harus angkat koper.

Situasi Argentina saat ini lebih mirip dengan tragedi 1958. Cuma Lionel Messi yang bisa berperan sebagai motor tim. Lainnya? Mereka begitu bergantung kepada Messi.

Lini belakang pun sangat rapuh. Kiper Willy Caballero yang jadi sorotan, merupakan penyakit utama dan harus segera diobati.

Andai tak ada perubahan, maka Argentina bisa saja bernasib sama dengan yang mereka alami di 1958 lalu. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya