Inggris Vs Kroasia, Aroma Balas Dendam

Kapten Timnas Kroasia, Luka Modric
Sumber :
  • REUTERS/Kai Pfaffenbach

VIVA – Semifinal Piala Dunia 2018 antara Inggris vs Kroasia melahirkan rencana balas dendam. Aroma juara baru pun muncul.

Kroasia akan menghadapi Inggris, Kamis dini hari WIB, 12 Juli 2018, di Luzhniki Stadium. Ini menjadi laga yang juga sarat gengsi. Kroasia bakal menjadi rintangan yang cukup sulit bagi skuat asuhan Gareth Soutghate. 

Media Korsel Sorot Timnas Indonesia: Senjata Paling Berbahaya Mereka Adalah STY

Lolosnya Kroasia dan Inggris tentu menjadi sorotan berbagai pihak. Beberapa fakta menarik hadir jelang semifinal antara keduanya.

Pertama, Kroasia menjadi tim kedua setelah Argentina pada Piala Dunia 1990 yang berhasil memenangi dua drama adu penalti (mengadapi Denmark dan Rusia).

Momen STY Dilempar Telur Kembali Viral Jelang Indonesia vs Korsel, Warganet: Buktikan Coach

Kedua, Kroasia memiliki dua catatan rekor di Piala Dunia. Yakni, belum terkalahkan dan selalu mencetak gol dalam sembilan pertandingan terakhir. 

Ketiga, Inggris telah mencapai semifinal sebanyak tiga kali saat Piala Dunia digelar di Eropa. Pertama pada 1966 sebagai tuan rumah, kemudian 1990 di Italia dan kali ini di Rusia.

Pemain Jagoan Inggris Persenjatai Diri Rumahnya dengan Perlengkapan 'Kelas Militer' Selama EURO 2024

Para pemain Timnas Inggris merayakan kemenangan atas Kolombia

Keempat, pada babak 16 besar, Inggris untuk pertama kalinya menang dalam drama adu penalti di ajang Piala Dunia, setelah tiga kali kesempatan selalu gagal.

Kelima, gol-gol Inggris di Rusia, dicetak oleh lima pemain berbeda: Harry Kane, John Stones, Jese Lingard, Harry Maguire dan Dele Alli. Ini menyamai catatan mereka pada Piala Dunia edisi 1954, 1998 dan 2002.

Keenam, Catatan 11 gol Inggris sejauh ini di Rusia merupakan jumlah terbanyak yang dicetak The Three Lions sejak 1966.
 

Duel Penuh Dendam



Ada sejarah besar jelang laga Kroasia kontra Inggris. Hal itu terkait duel sengit kedua tim 11 tahun silam. Saat itu, Kroasia di bawah komando Slaven Bilic membuat seluruh Negeri Ratu Elizabeth berduka.

Usut punya usut, Inggris menyimpan dendam saat dikalahkan Kroasia 0-2 dalam pertemuan pertama Grup E kualifikasi Piala Eropa 2008. Tepatnya pada 11 Oktober 2006 di Maksimir Stadium. Gol penyerang naturalisasi, Eduardo, dan gol bunuh diri Gary Neville, membuat Inggris harus pulang dengan tangan hampa.

Dendam itu kemudian dibawa ke markas kebesaran Tim Tiga Singa, Wembley Stadium. Punya nama-nama besar seperti Sol Campbell, Michael Owen, Frank Lampard, dan Steven Gerrard, Inggris diprediksi bakal habis-habisan di laga terakhir grup. 

Kala itu, Inggris wajib menang untuk meraih tiket putaran final Piala Eropa 2008. Tapi, apa yang terjadi? Dalam laga setahun berselang itu, gol cepat Niko Kranjcar, ditambah dua gol lainnya yang dibuat Ivica Olic dan Mladen Petric, mengubur mimpi Inggris untuk bisa tampil di Austria-Swiss.

Timnas Inggris gagal lolos ke Piala Eropa 2008 usai kalah dari Kroasia

Luka yang digoreskan Kroasia tampaknya tak bisa dilupakan begitu saja. Meskipun Inggris berhasil dua kali menggilas Kroasia saat kembali jumpa di kualifikasi Piala Dunia 2010.

Bilic pun kembali bicara soal duel panas ini. Dia memberikan peringatan kepada Inggris agar tak memandang sebelah mata Kroasia.

"Walaupun Anda sebuah negara yang besar, Anda tidak lantas bisa mengatakan itu. Karena, pencapaian kami 20 tahun lalu adalah masuk ke semifinal. Setidaknya kami sama-sama sukses. Mari kita bertindak adil. Sebab, Kroasia dan Inggris sama-sama belum menampilkan yang terbaik," ujar Bilic dikutip The Telegraph.


Kroasia Diganggu Cedera

Bertemu lawan yang kuat, Kroasia dihinggapi masalah serius jelang laga kontra Inggris. Setelah analis mereka dipecat, giliran tiga pemainnya terancam absen di laga kontra Inggris.

Sedikitnya, ada tiga pemain yang terancam tak main saat Kroasia jumpa The Three Lions. Mereka adalah Danijel Subasic, Sime Vrsaljko dan Dejan Lovren.

Ketiganya memang mengalami cedera di laga melawan Rusia, Sabtu 7 Juli 2018. Subasic mendapatkan masalah di hamstringnya saat itu. Namun, Subasic memaksakan bermain hingga akhir.

Bek Kroasia Domagoj Vida saat merayakan gol ke gawang Rusia.

Di sisi lain, Vrsaljko mendapatkan cedera di lututnya pada masa perpanjangan waktu. Dipastikan, Vrsaljko tak bisa main.

Selanjutnya, cedera Lovren sampai sekarang masih belum terdeteksi. Namun, cedera bek Liverpool itu cukup serius dan bisa membuatnya absen.

Dilansir dari Daily Mirror, ketiga pemain itu sudah tak ikut sesi latihan jelang duel kontra Inggris, Senin 9 Juli 2018. Pelatih Kroasia, Zlatko Dalic, ingin memastikan kondisi mereka apakah masih ada peluang untuk tampil.

Pelatih Kroasia, Zlatco Dalic dan Marcelo Brozovic.

Namun, peluangnya terbilang kecil. Situasi ini tentu membuat Dalic pusing. Dia harus menemukan solusi yang pas demi bisa menambal lubang di sektor pertahanan.

Soal Vrsaljko, Dalic sudah menemukan penggantinya. Kemungkinan ada perubahan posisi menyusul absennya Vrsaljko.

Damagoj Vida bisa digeser menjadi bek kanan. Sementara itu, pos bek tengah ditempati oleh Vedran Corluka. 


Inggris Makin Pede



Sebagai negara yang disebut-sebut penemu sepakbola modern, prestasi Inggris justru tak begitu bagus. Mereka baru merebut satu trofi bergengsi, yakni Piala Dunia 1966.

Miris memang melihat Inggris. Apalagi, mereka memiliki liga paling kompetitif di dunia, Premier League. Kendati demikian, kepercayaan diri para pemain Inggris kini kian memuncak.  

Upaya Inggris mengakhiri rekor buruk setidaknya sudah terbukti di babak 16 besar kala bertemu Kolombia. Terlebih, mereka sukses menginjakkan kaki ke perempatfinal dan mengalahkan Swedia.

Sebelumnya, Inggris selalu kalah dalam tiga adu penalti di Piala Dunia, pada 1990, 1998, dan 2006. Pada Piala Dunia kali ini, gelandang Tottenham Hotspur, Eric Dier, menjadi penentu melajunya Inggris ke perempatfinal.

Para pemain Inggris merayakan kelolosan ke semifinal Piala Dunia 2018

Dier sebagai penendang terakhir sukses melaksanakan tugas. Tendangannya tak mampu dibendung kiper Kolombia, David Ospina, di babak adu penalti.

"Kami mendapatkan kembali kepercayaan diri dalam eksekusi terakhir, sulit untuk kembali dari situasi tertekan itu. Tapi, kami tahu apa yang harus dilakukan dan tetap berpegang pada rencana kami," ungkap Dier kepada ITV.

"Kami tidak pernah panik dan ketika sampai pada masa adu penalti, kami juga siap untuk menghadapinya," tegas Dier.

Pelatih timnas Inggris, Gareth Southgate dengan gelandang Eric Dier

Sementara itu, gelandang Inggris, Dele Alli, mengaku sangat puas dengan permainan rekan-rekannya dalam usaha untuk meraih gelar Juara Dunia untuk kedua kalinya. Ini merupakan semifinal pertama bagi Inggris di Piala Dunia setelah 28 tahun.

Bertemu Kroasia di semifinal, bagi Alli bukanlah pertandingan yang mudah untuk dilakoni. Tapi, kepercayaan diri membuat dia yakin bisa menghancurkan Kroasia. 

"Ini laga sulit. Semifinal Piala Dunia bukanlah laga yang mudah. Tetapi, kami merasa sudah siap bermain di semifinal. Kami percaya diri, meski tahu ini akan sulit," kata Alli dikutip dari Skysports

Gelandang Timnas Inggris, Dele Alli

"Melihat kami bermain di Piala Dunia sejauh ini, saya rasa siapa pun lawannya kami akan menang. Dan kami harus berpikir seperti itu. Jadi jika memiliki pikiran akan lolos ke final, maka kami akan selalu bermain baik," tambah pemain Tottenham Hotspur ini. 

Menurut Alli, skuat Inggris telah mengetahui dan mengerti apa yang seharusnya mereka akan lakukan. Alli menambahkan, pemain memahami arti bermain di Piala Dunia.

"Bagi kami, ini semua tentang pengalaman. Kami bermain bagus, kami belajar dan menikmati semua ini," jelas Alli.  (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya