- AP Photo/Antonio Calanni
VIVA – Italia kembali gagal tampil di Piala Dunia. Ini menjadi sejarah, karena sudah dua kali beruntun tim peraih tiga gelar turnamen terakbar tersebut tidak bisa menembus putaran final.
Sebelumnya Italia juga tidak mampu turun di Rusia 2018. Sekarang mereka gagal terbang ke Qatar 2022.
Gli Azzurri gugur di babak play off. Mereka secara mengejutkan tumbang di tangan tim semenjana, Makedonia, 0-1.
Publik pun ramai membahas kegagalan Italia. Salah satu yang cukup vokal adalah Luciano Moggi.
Pria yang merupakan mantan direktur olahraga Juventus tersebut menyatakan kalau kehancuran sepakbola Italia dimulai sejak 2006 silam, usai mereka juara di Jerman. Memang setelahnya La Nazionale tidak mampu bicara banyak di ajang tersebut.
2010 Italia hanya sampai fase grup. Lalu di 2014 hal yang sama terulang, mereka cuma menjadi peringkat ketiga.
Selanjutnya pada 2018, Italia tidak lolos. Dan sekarang kembali mimpi buruk tersebut menghantui.
Moggi berpandangan kasus Calciopoli sudah menghancurkan sepakbola Italia. Lucunya, padahal dia sendiri merupakan pelaku utama kejahatan tersebut dan sudah mendapat vonis dilarang terlibat dalam kegiatan sepakbola seumur hidup.
Dalam hal ini Moggi meluruskan, Calciopoli yang dimaksud adalah ketika Juventus mendapat hukuman, sehingga mereka berantakan secara tim. Padahal kala itu, dan biasanya Bianconeri selalu menyumbang banyak pemain top bagi Timnas Italia.
"Krisis sepakbola Italia dimulai sejak Calciopoli. Juventus, selalu menjadi pemimpin dalam sepakbola Italia dan timnas, mereka lalu hancur, dan kita melihat hasilnya," kata Moggi dikutip Adnkronos.