Mantan Presiden FIFA Sebut Pemilihan Qatar sebagai Tuan Rumah Piala Dunia adalah Kesalahan

Trofi Piala Dunia
Sumber :
  • Marca

VIVA Bola – Memilih Qatar untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia adalah kesalahan 12 tahun lalu, kata presiden FIFA saat itu, Sepp Blatter, pada Selasa 8 November 2022. Dia juga lagi-lagi mengutip pertemuan antara presiden Prancis saat itu, Nicolas Sarkozy, dan presiden UEFA kala itu, Michel Platini, karena punya pengaruh kuat dalam pemungutan suara.

11 Fakta Stadion Abdullah bin Khalifa, Tempat Semifinal Piala Asia U-23 2024 Indonesia vs Uzbekistan

Blatter, yang kini berusia 86 tahun, berbicara kepada grup surat kabar Swiss, Tamedia dalam wawancara ekslusif pertamanya sejak dibebaskan bersama Platini, pada Juli lalu dari pelanggaran keuangan di FIFA setelah persidangan di pengadilan pidana federal.

Eks Presiden FIFA Sepp Blatter

Photo :
  • cdn.wn.com
One Step Away, Indonesia Can Qualify for the Paris Olympics

"Ini negara yang terlalu kecil. Sepakbola dan Piala Dunia telalu besar untuk itu," kata Blatter tentang Qatar, yang menjadi negara tuan rumah terkecil berdasarkan luas wilayah sejak Piala Dunia 1954 di Swiss.

32 tim peserta akan memainkan 64 pertandingan di delapan stadion di dalam dan sekitar kota Doha yang telah diubah sejak 2010 oleh proyek konstruksi besar-besaran untuk mempersiapkan Piala Dunia.

Kubur Rekor Korsel ke Olimpiade, STY Minta Maaf: Mimpi Saya Bawa Indonesia ke Piala Dunia

Turnamen akan dimulai pada 20 November dengan sekitar 1,2 juta pengunjung interasional diperkirakan akan tiba di Qatar selama Piala Dunia. Dengan terbatasnya tempat menginap di negara tuan rumah, beberapa akan pergi-pulang dari negara bagian tetangga.

"Itu adalah pilihan yang buruk. Dan saya bertanggung jawab untuk itu sebagai presiden saat itu," ucap Blatter, yang telah lama bahwa dia lebih memilih Amerika Serikat. Namun, opsi Blatter dikalahkan Qatar di babak final lima kandidat pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2022.

FIFA memang mengetahui bagaimana proses Qatar berhasil mengalahkan Amerika Serikat. Menurut klaim Blatter, pertemuan antara Platini dengan Sarkozy di rumah dinas presiden di Paris, yang dihadiri juga putra mahkota Qatar, sekarang Emir, Hamad Al Thani, pada sepekan sebelum 2 Desember 2010, telah membuat Qatar terpilih.

Blatter pun menegaskan bahwa Sarkozy menekan Platini. Itu karena, setelah pertemuan tersebut, Platini menelepon Blatter bahwa rencana pemungutan suara tuan rumah Piala Dunia 2022 telah berubah.

Stadion 974 venue Piala Dunia 2022 Qatar

Photo :
  • qatar2022.qa

"Berkat empat suara Platini dan timnya (UEFA), Piala Dunia jatuh ke Qatar daripada Amerika Serikat. Itu kebenarannya," ujar Blatter tentang hasil pemungutan suara 14-8.

Dalam komentarnya kepada Associated Press pada 2015, Platini secara terbuka menegaskan bahwa pentingnya pertemuan di Paris itu.

"Sarkozy tidak pernah meminta saya untuk memilih Qatar, tapi saya tahu apa yang baik," kata Platini.

Platini juga mengakui bahwa dirinya mungkin saja telah memberi tahu pejabat Amerika Serikat tentang tidak akan memberikan suara kepada Negeri Paman Sam itu pada bidding tuan rumah Piala Dunia 2022.

Blatter tidak secara khusus merujuk pada kritik terhadap Qatar tentang masalah perburuhan dan hak asasi manusia sejak 2010.

Namun, dia mempertanyakan mengapa penggantinya sebagai presiden FIFA, Gianni Infantino, tidak memindahkan tuan rumah Piala Dunia 2022 dari Qatar ke negara lain, setidaknya dalam setahun terakhir.

Presiden FIFA, Gianni Infantino.

Photo :
  • www.fifa.com

Blatter mencatat desakan yang berkembang oleh kelompok hal asasi dan beberapa federasi anggota FIFA termasuk AS dan Inggris, untuk membuat dana kompensasi bagi keluarga pekerja yang meninggal atau terluka. Pemerintah Qatar telah menolak desakan itu dan menggambarkannya sebagai aksi publisitas saja.

"Apa yang bisa dikatakan FIFA jika presidennya berada di kapal yang sama dengan Qatar?" ucap Blatter menanggapi tentang keputusan Infantino yang memilih untuk bertahan bersama Doha.

FIFA sendiri tidak segera menanggapi permintaan komentar atas wawancara tersebut.

Blatter, yang pergi ke Moskow selama Piala Dunia 2018 sebagai tamu Rusia sedangkan dia dan Platini saat itu sedang terkena sanksi oleh FIFA untuk tidak terlibat dalam sepakbola, mengatakan bahwa dirinya tetap akan menonton Piala Dunia 2022 di televisi di apartemennya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya