Salah Satu Ketidakadilan Terbesar dalam Dunia Sepakbola, Libatkan Ronaldo dan Messi

Winger Bayern Munich, Franck Ribery.
Sumber :
  • twitter.com/FranckRibery

VIVA Bola - Kegagalan Pemain Bayern Munich, Franck Ribery memenangkan penghargaan pemain terbaik dunia Ballon d'Or 2013 masih menjadi salah satu ketidakadilan terbesar dalam sepakbola.

Ganas, Cristiano Ronaldo dan Suarez Cetak Hattrick

Franck Ribery pensiun dari sepakbola dengan banyak meraih trofi bergengsi dan momen tak terlupakan. Tetapi penyesalan terbesarnya tetap tidak memenangkan Ballon d'Or.

Beberapa tidak dapat menyangkal bahwa di puncak kekuatannya, Ribery adalah salah satu pemain terbaik di generasinya. Dia memenangkan segalanya bersama Bayern Munich, termasuk sembilan gelar juara Bundesliga yang luar biasa dan satu Liga Champions.

Tristan Alif 'Lionel Messi Indonesia' Bantu Kenalkan Produk Olahraga Indonesia

Selama bertahun-tahun, dia dan sesama pemain sayap dahsyat Arjen Robben menyebabkan kekacauan bagi pertahanan lawan dan merupakan bagian integral dari tim pemenang treble 2012/13 di bawah besutan Jupp Heynckes.

Pada 2013, Bayern juga menjuarai Piala Super UEFA dan Piala Dunia Klub. Ribery membukukan 22 gol dan 18 assist, memenangkan penghargaan Pemain Terbaik Eropa dan meraih penghargaan Ballon d'Or tertingginya dengan hanya berada di urutan ketiga.

Rasmus Hojlund Lebih Pilih Legenda MU Dibanding Cristiano Ronaldo, Kenapa?

Dalam pemungutan suara terakhir, tidak ada banyak hal di dalamnya. Cristiano Ronaldo memperoleh 27,99% suara untuk memenangkan penghargaan ini untuk kedua kalinya, dengan Lionel Messi mendapatkan 24,72% dan Ribery mengumpulkan 23,36%.

Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo (saat masih di Real Madrid)

Photo :
  • Mirror

Ballon d'Or adalah penghargaan yang diberikan kepada pemain terbaik tahun itu dan Ribery adalah orang yang memberikan kontribusi terbesar untuk timnya dan melakukannya di panggung besar.

Sedangkan Ronaldo tidak memenangkan trofi apa pun bersama Real Madrid pada saat pemenang diumumkan. Sementara Messi memenangkan trofi LaLiga bersama Barcelona. Ribery menang lebih banyak dari gabungan keduanya.

Anehnya, tahap pemungutan suara diperpanjang dua minggu karena kurangnya "pemilih yang memenuhi syarat" dan saat itulah publik  merasa itu menjadi semacam kontes popularitas, lagipula Ribery tidak memiliki nilai jual di luar lapangan, daripada dua pesangnya itu.

Menjelang tenggat waktu pemungutan suara awal pada 15 November, Ribery difavoritkan untuk merebut penghargaan itu. Dan bertahun-tahun kemudian, dia masih belum melampaui finis ketiganya.

"Lebih dari sekadar kekecewaan. Itu adalah ketidakadilan terbesar dalam karier saya," katanya kepada L'Equipe, seperti dilansir Goal.

"Tidak hanya untuk saya, untuk banyak orang. Saya berada di atas dan finis ke-3. Saya tidak iri pada Ronaldo atau Messi tahun itu. Saya mengatakannya dengan segala kerendahan hati karena itu adalah kebenaran."

Dua bintang Bayern Munich, Arjen Robben (kiri) dan Franck Ribery (kanan)

Photo :
  • Bleacherreport

Dalam berbagai wawancara lainnya, Ribery menggambarkan kemenangan Ronaldo sebagai "pilihan politik" dan bahkan mengatakan dia "jijik" atas keputusan tersebut.

Luka Modric akhirnya mematahkan dominasi Messi-Ronaldo pada 2018, tetapi Ribery seharusnya melakukannya beberapa tahun sebelumnya.

Setelah meninggalkan Bayern pada 2019 setelah rekor klub 24 gelar, Ribery tampil di Serie A bersama Fiorentina dan Salernitana.

Namun, masalah lutut telah memaksanya untuk menghentikan kariernya yang gemilang selama 22 tahun dalam permainan sepakbola.

Melalui akun Twitter miliknya, Ribery menulis: "Karier sepakbola saya berhenti. Tapi gairah (sepakbola) di dalam diri saya tidak. Terima kasih kepada semua orang untuk petualangan hebat ini."

Frank Ribery ketika membela Bayern Munich.

Photo :
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya