Menyoal Stadion Kandang Persija Jakarta

Ilustrasi Jakmania.
Sumber :
  • VIVA/Syahrino Putama

VIVA – Persija Jakarta masih harus dipusingkan dengan masalah stadion kandang di Liga 1 2018. Skuat berjuluk Macan Kemayoran belum bisa leluasa menentukan mana lokasi yang akan mereka gunakan.

Persib Bandung Waspadai Kekuatan Lini Depan MU

Stadion Patriot Candrabhaga yang mereka jadikan kandang di musim lalu sudah tak bisa digunakan. Sebab, kondisinya harus dijaga guna dipakai saat Asian Games 2018 Jakarta-Palembang.

Alternatif berikutnya adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. Namun, hingga saat ini manajemen masih berat, mengingat biaya sewa dan melaksanakan pertandingan di sana amat mahal.

Gol Menit Akhir PSIS Buyarkan Kemenangan Bhayangkara FC

Sebagai perkiraan, setiap tim yang ingin menggunakan SUGBK harus menyiapkan dana Rp3 miliar. Rinciannya, Rp1,5 miliar untuk dana jaminan, Rp500 juta sebagai biaya sewa, dan Rp1 miliar untuk keamanan dan pelaksanaan.

Pelatih Persija, Stefano Cugurra, tak ingin masalah sulitnya mencari stadion kandang menggangu anak asuhnya. Dia menyerahkan semua itu kepada manajemen tim.

Persija Dilanda Kelelahan Jelang Hadapi Tira Persikabo

"Saya tahu manajemen sedang berusaha untuk itu (stadion) biarkan mereka bekerja," kata pelatih yang akrab disapa Teco itu, Minggu 18 Maret 2018.

"Kami akan tetap fokus untuk latihan seperti biasa. Kami akan bekerja keras. Persiapan tim sudah cukup untuk bermain di Liga 1," imbuh juru taktik asal Brasil tersebut.

Sejak beberapa bulan lalu, manajemen Persija memang sudah memperkirakan bakal melalui kesulitan seperti sekarang. Mereka sudah menjalin komunikasi dengan berbagai pemerintah daerah.

Sempat muncul wacana Macan Kemayoran bakal menggunakan Stadion Singaperbangsa, Karawang, kemudian Stadion Sultan Agung, Bantul. Akan tetapi, hingga saat ini belum ada kepastiannya.

Akan tetapi, bermain di luar kota juga bukan solusi bagus. Mengingat animo Jakmania yang besar tak bisa dimaksimalkan dengan baik oleh Macan Kemayoran.

Kapten Persija, Ismed Sofyan, sudah memperhitungkan hal tersebut. Menurutnya, menjadi tim musafir justru akan membuat timnya merugi, terutama dari sisi psikologis.

"Jika kami bermain di rumah sendiri tentu menguntungkan. Karena kita tidak akan mendapatkan dukungan dari Jakmania dengan maksimal. Selain itu soal waktu istirahat juga," kata Ismed.

Selanjutnya...

Frustrasi Berujung Sindiran

Direktur Utama Persija, Gede Widiade, menjadi orang yang paling pusing dengan masalah yang dihadapi saat ini. Dia sudah berupaya sekuat tenaga untuk mencari jalan terbaik bagi Macan Kemayoran.

Ketika upaya yang dilakukan tak menemui titik terang, pecahlah emosinya. Tanpa sungkan dia melontarkan sindiran keras kepada pemerintah provinsi DKI Jakarta.

Menurut Gede, Persija adalah tim miskin yang tak memiliki stadion kandang. Namun, ketika mereka berhasil menjadi juara Piala Presiden 2018, banyak yang ingin mengambil keuntungan.

"Persija tidak minta aneh-aneh. Kami ini tim miskin, tak ada yang mau bantu, cuma The Jakmania yang selalu ada bersama kami," ujar Gede.

"Kalau misalnya Persija tidak juara kemarin, Piala Presiden 2018, apakah mereka mau mengundang kami? Persija ini nilai politiknya sangat besar," imbuhnya.

Ucapan Gede tersebut secara jelas merujuk kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Karena sehari setelah Persija menggondol gelar juara Piala Presiden, mereka diundang untuk ke kantor Anies.

Menanggapi sindiran tersebut, Anies mencoba santai. Dia tak ingin tersulut emosi dengan pernyataan Gede. Orang nomor satu di Ibu Kota itu justru langsung menghubungi Direkrut Utama Pengelola Pusat Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK), Winarto.

"Kemarin kita mendapatkan kabar bahwa Persija kesulitan untuk bermain kandang karena tidak ada stadion yang berada di Jakarta," ujar Anies kepada wartawan, Selasa 20 Maret 2018.

"Saya kemudian langsung berkomunikasi dengan pengelola GBK, kemarin sore dengan Pak Winarto, beliau sebagai direktur utama GBK, menyampaikan GBK bisa digunakan oleh Persija," imbuhnya.

Hasil komunikasi Anies dan Winarto sudah diteruskan kepada manajemen Persija. Namun tetap dengan catatan, andai jadwal bentrok dengan agenda Asian Games 2018, Macan Kemayoran mesti legawa mengungsi.

Selanjutnya...

Apakah SUGBK Ideal?

Dengan menghitung mahalnya biaya jika menggunakan SUGBK sebagai stadion kandang, manajemen Persija tentu akan berpikir ulang. Belum lagi mereka harus benar-benar menjaga hasil renovasi yang memakan biaya besar.

Properti yang ada di SUGBK saat ini tak ada yang murah. Semuanya barang dengan kualitas nomor wahid, dan harganya mahal. Dana jaminan sebesar Rp1,5 miliar belum tentu akan kembali utuh.

Dengan hitungan Rp1,5 miliar sebagai biaya sewa SUGBK, keamanan, dan pelaksanaan, dalam satu musim Persija akan menghabiskan Rp27 miliar untuk menggelar pertandingan kandang. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibanding tim-tim Liga 1 lainnya.

Melihat hal tersebut, Stadion Patriot Candrabhaga menjadi opsi yang paling masuk akal. Sebab, dari segi operasional takkan terlalu memberatkan, dan Jakmania yang datang langsung jumlahnya banyak.

Namun, semua itu tergantung dengan keputusan dari Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC). Kasus yang sama pernah diambil untuk Persib Bandung yang menggunakan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) sebagai kandang.

Ketua INASGOC, Erick Thohir, mengatakan pihaknya membatalkan Stadion GBLA sebagai lokasi gelaran Asian Games 2018 karena berbenturan dengan kepentingan Persib. Padatnya jadwal Liga 1 dan Piala Indonesia membuat banyak stadion dibutuhkan oleh tim peserta.

Ucapan Erick tersebut rupanya terekam dalam ingatan Gede. Dia meminta keadilan kepada INASGOC untuk bisa menggunakan salah satu stadion dengan janji akan hengkang jika bentrok dengan kepentingan Asian Games 2018.

"Kami hanya minta ketika tidak ada jadwal dipakai Asian Games kami boleh memakai stadion itu. Tapi kalau pas jadwalnya dipakai kami tidak akan mengganggu. Kami sangat menghargai INASGOC, tapi kami hanya minta keadilan saja," kata Gede.

Sial bagi Persija, sedang dalam keadaan sulit, tapi PT Liga Indonesia Baru (LIB), selaku operator kompetisi juga ikut menekan. Mereka meminta Macan Kemayoran segera menentukan kandang, karena sebelum 23 Maret 2018 sudah harus dilakukan verifikasi.

"Batas verifikasi stadion sebelum kickoff. Tapi, kami sama-sama sadar ada venue yang digunakan untuk Asian Games 2018. Misalnya venue di Pakansari masih direnovasi untuk Asian Games 2018 nanti," kata Direktur Utama PT LIB, Berlinton Siahaan.

Di sisa waktu yang ada, manajemen Persija harus pandai mencari solusi yang tidak merugikan, baik bagi tim maupun Jakmania. Karena menjadi tim musafir bukanlah pengalaman menyenangkan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya