Kisah Pilu Aremania yang Wafat Usai Tragedi Kanjuruhan

RIbuan Aremania iringi kepergian Dhimas
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya (18-04-18)

VIVA – Salah satu Aremania, Dhimas Duha Imron, menjadi korban dalam insiden kerusuhan penonton di Stadion Kanjuruhan, Malang, saat Arema FC berduel dengan Persib Bandung, Minggu 15 April 2018. Nyawanya tak tertolong oleh tim medis dan akhirnya wafat pada Rabu 18 April 2018.

Ada cerita pilu di balik wafatnya Dhimas. Usai laga dan menjadi korban dalam kerusuhan, Dhimas hendak ingin dibawa ke rumah sakit oleh tim medis.

Namun, Dhimas menolak. Alasannya adalah Dhimas membawa motor orangtuanya yang akan dipakai untuk belanja di pasar.

"Saya sudah berbicara dengan orangtua Dhimas. Almarhum menolak dirawat di stadion atau rumah sakit. Saat kejadian, dia ingin segera pulang karena motornya mau dipakai orangtuanya ke pasar," ujar Agoes Soerjanto selaku pembina Arema FC, Kamis 19 April 2018.

Dhimas pun pulang. Pada Selasa 17 April 2018, pemuda 17 tahun tersebut sempat dibawa ke Rumah Sakit Aisiyah.

"Kami langsung minta dirujuk ke RSSA, masuk pukul 13.00 WIB, pukul 15.30 WIB nyawanya tidak tertolong. Kami mohon maaf, Tuhan berkehendak lain," jelas Agoes.

Agoes menuturkan manajemen membuka posko pengaduan korban atas kerusuhan tersebut. Sebab, manajemen membuka layanan kepada para korban dan bersedia merawat mereka hingga sembuh.

"Ini tanggung jawab Arema untuk menyembuhkan korban. Duka yang mendalam dan kota Malang harus dipulihkan," kata Agoes. (one)

Hasil Liga 1: Kejutan Arema di Markas Borneo FC, Persija Tahan Imbang Barito Putera
Arema FC

Soal Anggapan Raja Penalti Liga 1, Begini Pembelaan Arema FC

Arema FC menolak anggapan sebagai tim paling diuntungkan oleh wasit karena banyak menerima hadiah penalti di Liga 1. Singo Edan menilai penalti yang mereka dapat murni.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024