Pelatih Kiper Persija Bicara ke Media Ceko, Puji Kualitas Liga Indonesia
- Persija
VIVA Bola – Pelatih Kiper Persija Jakarta, Jan Klima memuji kualitas sepakbola Indonesia. Dia mengatakan Liga Indonesia tidak kalah hebat dibandingkan liga lain di dunia, ditambah klub Indonesia kaya akan sosok pemain berkualitas.
Hal itu ia sampaikan saat melakukan sesi wawancara bersama media asal Ceko, Denik. Dalam kesempatan tersebut pria 52 tahun itu menjelaskan bagaimana hebatnya atmosfer sepak bola di Tanah Air.
Persija Gelar Latihan Jelang Lawan Song Lam Ngeh An
- VIVA/M Ali Wafa
“Indonesia memiliki banyak tim dan pemain yang berkualitas,” ujar Jan Klima, dilansir dari Denik, Jumat 4 November 2022.
Klima juga menjelaskan soal aturan batas pemain asing yang diperbolehkan dalam satu klub Liga 1. “Hanya tiga orang, dua pemain asing non-Asia dan satu pemain asing Asia. Itu yang diperbolehkan di setiap klub,” jelasnya.
Kemudian ia juga menyinggung soal naturalisasi yang kerap dilakukan PSSI, sehingga terlihat di beberapa tim terdapat lebih dari tiga pemain asing. “Tetapi banyak juga tuh pemain-pemain yang dinaturalisasi, makanya beberapa tim punya lebih banyak pemain asing,” sambungnya
Klima menyampaikan, Indonesia merupakan negara yang dipenuhi para pecinta sepak bola. Banyak orang menyempatkan waktu datang ke stadion untuk mendukung tim kesayangannya, meskipun waktu main sangat larut malam.
Lebih lanjut, Klima juga menyinggung satu masalah yang sering ia hadapi selama berkarir di Indonesia. “Masalahnya cuma satu. Cuaca,” ungkapnya
Latihan Persija Jakarta
- Instagram.com/persijajkt
Selain berkomentar mengenai sepak bola, Klima juga menyampaikan bahwa Indonesia memiliki banyak atlet berprestasi di cabang olahraga bulutangkis.
“Sepak bola di Indonesia merupakan olahraga nomor satu. Tapi masih ada olahraga lainnya yang tak kalah populer, adalah bulutangkis. Mereka memiliki banyak juara dunia dan juara olimpiade,” kata Klima
“Namun tetap, sepak bola masih lebih luas dibandingkan olahraga lain. Antusias suporter sepakbola sangat tinggi. Sebab tahun lalu Indonesia masih menerapkan protokol COVID-19 sehingga turnamen hanya dilangsungkan di Bali dan tanpa penonton,” pungkasnya
