Timnas Indonesia Lolos Olimpiade 2024 karena Guinea Didiskualifikasi, Benarkah?
- PSSI
VIVA – Media sosial saat ini menjadi raksasa dalam penyebaran informasi dan berita. Contohnya yang paling banyak digandrungi masyarakat adalah Instagram, Youtube, dan TikTok.
Namun, tidak semua informasi dan berita yang dipublikasikan dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya. Seperti yang viral baru-baru ini.
Cuplikan video Timnas Indonesia U-23 dinarasikan lolos ke Olimpiade Paris 2024 karena Timnas Guinea didiskualifikasi viral di media sosial.
Video tersebut diunggah akun TikTok @vladimire.bejoo pada 10 Mei 2024 lalu.
Dalam video berdurasi 10 detik tersebut, terlihat para pemain Timnas Indonesia menghampiri penonton usai kalah 0-1 dari Guinea di laga playoff Olimpiade 2024 pada 9 Mei 2024.
Disebutkan Guinea melakukan pencurian umur. Itu membuat wakil Afrika tersebut didiskualifikasi dan membuat Garuda Muda lolos ke Olimpiade 2024.
"Alhamdulillah Timnas U-23 tetap lolos karena Timnas U-23 Guinea terkena disk karena pemainnya ada yang berumur 25 tahun. Tetap semangat," demikian narasi dalam video tersebut.
Namun, benarkah Guinea didiskualifikasi dan Timnas Indonesia lolos ke Olimpiade?
Berdasarkan penelusuran, Sosok Alseny Soumah menjadi pemain Guinea yang dicurigai melakukan pencurian umur.
Pelatih Kaba Diawara memasukan Alseny Soumah dari bangku cadangan tepat pada awal babak kedua (46').
Dugaan ini bermula ketika laman Sofascore atau kerap digunakan untuk menyimak live skor pertandingan, mencantumkan data Alseny Soumah berusia 25.
Namun setelah dicek fakta, ternyata data tersebut merujuk kepada sosok Alseny Soumah yang lain. Untuk Alseny Soumah yang pertama, memang berusia 25 tahun dan membela klub lokal Guinea, Kaloum FC.
Ia memang pernah menjadi bagian skuad Timnas Guinea U-17 hingga U-20 di era tahun 2015 hingga 2017 lalu.
Sedangkan untuk Alseny Soumah yang kedua, merupakan pemain berusia 23 tahun dan membela klub lokal, Horoya AC. Dia adalah pemain yang tampil saat melawan Timnas Indonesia U-23.
Informasi-informasi hoax seperti ini tentu sangat disayangkan, karena masih banyak masyarakat Indonesia yang kurang berhati-hati dalam menelaah sebuah berita.
Apalagi, hingga kini video tersebut sudah ditonton 15,5 juta kali dan dibagikan ulang lebih dari 7 ribu netizen.