VIVAnews - Pelatih Persib Bandung, Daniel Roekito, mengaku pasrah akan putusan manajemen bila tidak lagi memperpanjang kontraknya musim depan.
Ia kiniĀ menunggu manajemen mengetuk palu, apakah tetap menggawangi 'Maung Bandung' atau sebaliknya.
Daniel yang dinilai gagal memimpin Persib mewujudkan target masuk lima besar Indonesia Super League (ISL) 2011/2012, tidak ingin sesumbar mengenai masa depannya di Persib.
"Saya tidak tipis harapan juga tidak besar harapan bakal bertahan di Persib. Saya menyadari telah gagal memenuhi target yang dibebankan manajemen di akhir musim," terang Daniel saat memimpin sesi latihan pagi di Stadion Siliwangi, Bandung, Rabu 8 Juni.
Sejak menggantikan Darko Janac Kovic, November 2010 silam, ia sudah dihadapkan pada posisi sulit untuk membenahi persoalan Persib yang cukup kompleks.
Saat ini, posisi Daniel penuh tanda tanya, apalagi beredar kabar kompetisi musim depan, dua nama pelatih pengganti sudah dipegang Persib yakni pelatih timnas U-23 Rachmad Darmawan dan pelatih Persipura Jayapura, Jacksen F Tiago.
Di tengah isu bakal didepak, Daniel menyatakan saat ini lebih suka fokus dan konsentrasi membantu Maung Bandung memenangkan dua laga terakhir penutup musim ini, menghadapi Persela Lamongan, Kamis 16 Juni dan Deltras Sidoarjo, Minggu 19 Juni nanti.
Dibalik sikap pasrahnya, Daniel mengakui banyak faktor non-teknis yang membuatnya tidak bisa bekerja maksimal. Ia menyatakan awalnya merasa bisa menjawab tantangan mengarsiteki Persib. Namun, dalam perjalananya justru banyak rintangan dari internal tim yang membuat dirinya agak terhambat dalam bekerja.
"Ketika pertama kali menerima tawaran, saya merasa bisa memberikan yang terbaik. Tapi harus saya akui ternyata saya tidak mampu menyelesaikan seluruh persoalaan yang ada di tim ini," ujar Daniel sedikit berkeluh kesah.
Wajar jika Daniel meradang, sebab permasalahan yang mesti diselesaikannya di Persib ternyata lebih kompleks dibandingkan dengan apa yang sebelumnya ia bayangkan. Konon kebijakan Daniel, seperti penentuan starting line up saat Persib bertanding, sering mendapatkan tentangan dari beberapa pemain.
Menurut dia, problem utama yang seringkali harus ia hadapi adalah urusan mental bertanding. Para pemain cenderung labil dan jarang menunjukkan konsistensi permainan dari satu pertandingan ke pertandingan.
"Kenyataannya memang seperti itu, terkadang bisa bermain sangat baik tapi tak jarang juga bermain dibawah performa yang diharapkan," tandasnya.
Laporan: Yadi | Bandung