Sejarah Persib Mulai Usang?

Para pemain Persib Bandung merayakan gol di pertandingan AFC Cup
Sumber :
  • Persib.co.id
VIVA.co.id
- Tuntutan perhatian yang dilontarkan klub-klub eks anggota Persib Bandung sebenarnya bukan kali ini saja disuarakan. Sebelumnya beberapa kali para pengurus klub-klub amatir di Kota Bandung ini menyuarakan harapan yang sama.


Sayangnya kini Persib dinilai sudah terlalu sibuk dan tak punya waktu untuk memikirkan nasib ke-36 klub yang pernah jadi salah satu penopang eksistensi Maung Bandung di kompetisi sepak bola Indonesia.


Bahkan, sempat terlontar wacana dari ke-36 klub eks anggota Persib dan para mantan pemain Maung Bandung untuk mendirikan klub baru bernama Persib 1933, yang sempat hangat jadi perbincangan pada sekitar tahun 2011 hingga 2012. Namun rencana tersebut tak pernah benar-benar terealisasi karena kenyataanya bobotoh lebih suka satu Persib dan tak menginginkan Persib-Persib lainnya.


Apa yang dituntut para mantan pemain dan klub-klub eks anggota Persib sebenarnya cukup bisa dipahami. Sebab faktanya meski berandil besar terhadap eksistensi Persib, namun 36 klub itu seolah terlupakan dan terkesan tersingkirkan. Tuntutan dan klaim mereka sebagai pihak yang turut andil membuat Persib bisa menjadi seperti sekarang memang beralasan.


Sebab, kenyataannya Persib berdiri dan bisa bertahan hingga sekarang karena peran klub-klub yang menjadi anggota di dalamnya, terutama di era Perserikatan. Bahkan beberapa klub di antaranya seperti PS Sidolig dan PS UNI turut membidani kelahiran Persib pada 14 Maret 1933. Kedua klub tersebut kenyataannya memang sudah berdiri sebelum Persib didirikan.

Dilarang Pakai Atribut, Suporter Persija Berontak

Jika merunut pada sejarah, Maung Bandung sebenarnya bisa dikatakan sebuah wadah yang sengaja didirikan oleh klub-klub yang ada di Kota Bandung kala itu sebagai tempat menampung para pemain terbaik untuk kemudian disatukan di Persib yang secara wilayah mewakili Kota Bandung bertarung di kompetisi sepak bola semi-profesional di Indonesia tersebut.


Bus Persib Kecelakaan Gara-gara Rem Blong
Seiring dengan perjalanan hingga awal 2000'an peran ke-36 klub ini sebenarnya lambat laun mulai berkurang bersamaan dengan mulai berubahnya paradigma Persib yang tak lagi berorientasi pada pembentukan klub secara konvensional atau mencomot pemain dari klub anggotanya.

Persib mulai membuka diri pada pemain non-binaan sejak akhir 1990'an seiring dengan masuknya sejumlah pemain lokal non-Bandung seperti Khair Rifo, Gatot Indra dan lainnya. Lunturnya metode konvensional di Maung Bandung, kian terasa setelah Persib memutuskan untuk pertama kali menggunakan jasa pemain asing pada Liga Indonesia musim 2003 hingga sekarang.


Puncaknya adalah ketika Pemkot Bandung yang sejak era Perserikatan berfungsi menjadi penopang kebutuhan anggaran tim harus melepas status sebagai pengelola karena aturan dari Kemendagri yang melarang adanya aliran dana APBD ke klub sepak bola.


Tuntutan tersebut kemudian mendorong Pemkot Bandung untuk mengundang seluruh elemen, termasuk para pengusaha agar mencarikan jalan keluar buat Persib supaya bisa tetap hidup tanpa bantuan dana APBD. Akhirnya disepakati pendirian PT PBB sekitar pertengahan 2009 atau jelang bergulirnya kompetisi ISL musim 2009/2010. Peran 36 klub anggota sejak itu seolah benar-benar hilang karena terkesan dilupakan oleh para petinggi PT PBB.


"Saya lahir dan dibina oleh klub (anggota Persib). Mungkin tak akan pernah ada Persib jika dulu di dalamnya tak ada anggotanya, dalam hal ini PS-PS (Persatuan Sepak Bola). Kami hanya ingin mengingatkan dan jangan sampai ada benang merah yang terputus," ungkap salah satu pemain legendaris Persib, Adjat Sudrajat.

![vivamore="
Baca Juga
:"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya