Sumber :
VIVA.co.id
- Rapat Anggota Komite Eksekutif Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (Exco PSSI) yang digelar di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Sabtu 2 Mei 2015 menghasilkan keputusan untuk memberhentikan total QNB League 2015. Hal itu tidak terlepas dari adanya konflik antara otoritas sepakbola tertinggi tanah air dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Efek penerbitan Surat Keputusan (SK) Menpora pada 17 April lalu ternyata tidak dapat dielakkan oleh PSSI. Kebijakan Imam Nahrawi itu membuat organisasi pimpinan La Nyalla Mattalitti terjepit, karena sama sekali tidak bisa berbuat banyak.
Sinyalemen kesulitan PSSI mulai tampak saat pihak Kepolisian di daerah-daerah tidak mengeluarkan izin keramaian untuk beberapa klub yang akan menggelar pertandingan pada 25 April lalu.
"Ada satu kekuatan yang luar biasa melakukan intervensi terhadap PSSI. Keadaan
force majeure
mengakibatkan tidak ada yang bisa dijalankan PSSI oleh karena negara tidak melayaninya. Dengan demikian seluruh kompetisi kami nyatakan berhenti," tutur Wakil Ketua PSSI, Hinca Panjaitan.
CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono pun mengamini keputusan yang diambil oleh Exco PSSI. Menurutnya, pihaknya hanyalah operator yang bertugas mengelola aset PSSI sebagai induk organisasi. Maka ketika PSSI menyatakan kompetisi berhenti, PT Liga juga wajib mengikutinya.
Pasca mengeluarkan SK pembekuan kepada PSSI, Menpora sempat mempersilahkan PT Liga untuk terus menjalankan kompetisi. Hanya saja, karena strukturnya di bawah Tim Transisi yang belum terbentuk, PT Liga dan juga klub-klub peserta QNB League 2015 menolak usulan tersebut.
Langkah Tegas PSSI Basmi Sepakbola Gajah di Liga 3
Sepakbola Indonesia kembali tercoreng dengan adanya aksi tak sportif yang mengindikasikan munculnya sepakbola gajah. Itu terjadi di Liga 3.
VIVA.co.id
14 Maret 2022
Baca Juga :