Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
- Beberapa waktu lalu, Komisi Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) memberi kritik keras kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) atas tindakan pembekuan PSSI. Itu dinilai bukanlah cara tepat untuk membenahi sepakbola.
Kini, komentar pun datang dari pelatih Bali United Pusam yang juga mantan pelatih Timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri. Menurutnya, dia mendukung jika memang Komnas HAM akan melakukan langkah tegas kepada Kemenpora.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Kini, komentar pun datang dari pelatih Bali United Pusam yang juga mantan pelatih Timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri. Menurutnya, dia mendukung jika memang Komnas HAM akan melakukan langkah tegas kepada Kemenpora.
Indra mengatakan, reaksi Komnas HAM kepada Kemenpora sangat beralasan. Mengingat, dampak yang ditimbulkan akibat pembekuan, begitu besar bagi para pelaku sepakbola Indonesia, termasuk pemain, pelatih, atau ofisial klub.
"Saya pikir langkah-langkah itu muncul karena ada akibat. Apakah itu dari Komnas HAM, atau dari institusi yang menangani pertikaian, saya sebagai pelatih sangat mendukung itu. Yang kita tidak mau adalah jika masalah ini berlarut-larut terjadi masalah baru. Itu yang tidak kita inginkan," ujar Indra kepada wartawan.
"Baru 4 bulan saya ada di Bali United, tapi saya sudah merasakan dampak itu sendiri. Sebagai pelatih saya tentu akan mendukung langkah dari asosiasi pelatih, tapi sampai sekarang saya belum pernah diajak untuk memikirkan solusi, apa yang harus saya kontribusikan," imbuhnya.
Sebelumnya, anggota Komnas HAM, Siane Indriani menilai jika keputusan Kemenpora membekukan PSSI, sudah mematikan hak ekonomi, sosial, dan budaya, masyarakat yang menggantungkan hidup pada sepakbola.
Siane juga mengimbau kepada Menpora, Imam Nahrawi, agar kembali mempertimbangkan keputusan pembekuan PSSI. Dinilainya, itu perlu dilakukan agar masalah yang ada saat ini tidak semakin melebar.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Indra mengatakan, reaksi Komnas HAM kepada Kemenpora sangat beralasan. Mengingat, dampak yang ditimbulkan akibat pembekuan, begitu besar bagi para pelaku sepakbola Indonesia, termasuk pemain, pelatih, atau ofisial klub.
