- Dede Idrus
VIVA.co.id – Lanjutan Liga 1 pekan ke-23, PS TNI tak mampu meraih hasil maksimal menghadapi PSM Makassar. Bermain di Stadion Andi Mattalatta, Makassar, mereka takluk 1-4 dari tim tuan rumah, Minggu, 10 September 2017.
Pelatih PS TNI, Ivan Kolev, mengakui kekalahan yang dialami The Army akibat tumpulnya barisan depan. Ia menyebut, kondisi tersebut menjadi beban serius yang sedang melanda timnya.
"Kita punya masalah di striker. Kita punya di depan itu kurang (pemain bertipikal) finishing. Kemarin saya sudah bilang bahwa itu problem paling besar di depan," kata Kolev seusai laga.
Kolev merujuk pada materi timnya yang tidak memiliki striker murni menyusul absennya Sansan Fauzi dan Elio Martins. Kolev pun memilih untuk memainkan Wawan Febriyanto, winger PS TNI, sebagai ujung tombak.
"Kita bisa masuk kotak penalti lawan, PSM, tapi di sana tidak ada finishing. Kita memang ada lima pemain inti yang absen," tuturnya.
"Kita selesai di kotak 16 lawan. Di sana kita tidak ada skill, tidak ada kualitas, tidak cukup kuat supaya bisa mencetak gol. Tapi, itu untuk sementara materi pemain kita, dan akan coba kami maksimalkan yang ada pada saat ini," ujarnya menambahkan.
Meskipun kalah, Kolev tetap memberi apresiasi kepada pemainnya karena sudah berusaha meredam agresivitas pemain PSM. Terutama di babak pertama hingga menit ke-35.
"Kami sempat menguasai lapangan tengah dan membuat PSM kesulitan mencetak gol. Mereka baru bisa menjebol gawang kami pada menit akhir babak pertama," ujar Kolev.
Menurut Kolev, anak asuhnya sudah menjalankan strategi yang diusungnya, terutama mematikan pengatur serangan PSM, Wiljan Pluim. PS TNI juga membuat PSM kehilangan karakter khasnya yakni bermain cepat dan keras.
"Kelebihan PSM yang tidak kami punyai adalah mereka mempunyai pemain dengan kualitas individu yang bagus. Pada pertandingan itu, kami unggul soal permainan secara umum," kata dia. (one)
Jakarta merupakan satu daerah yang mengalami "krisis" stadion. Bahkan, Persija Jakarta harus terusir ke Bekasi. Tapi tahukah Anda apa stadion pertama di Jakarta? Ya, Stadion VIJ yang kini makin dilupakan. Lihat liputannya di sini.
