Dua Bersaudara Ini Fans Swansea 'Pembawa Sial'

Elis dan Griffiths, fans Swansea City
Sumber :
  • The Sun / Wales News Service

VIVA.co.id – Layaknya fans sepakbola, tentu wajar bila memiliki seragam replika tim kesayangan, lengkap dengan nama pemain favorit. Namun apa yang terjadi di Swansea benar-benar langka, bahkan tidak bisa dibilang hanya sebuah kebetulan.

Sah, Brentford Promosi ke Premier League Musim Depan

Dua bersaudara, Elis dan Griffiths, adalah penggemar fanatik dari Swansea City. Mereka berdua kini memiliki tujuh buah kostum The Swans (julukan Swansea), lengkap dengan nama pemain idola mereka.

Dari ketujuh kostum yang dimiliki, mereka mencantumkan nama-nama pemain bintang yang pernah bermain untuk Swansea. Di antaranya Michael Vorm, Andre Ayew, Michu dan Wilfried Bony.

Catat, Jadwal Perebutan Tiket Terakhir Promosi ke Premier League

Namun, ada fakta yang membuat mereka terheran-heran. Setiap mereka membeli seragam Swansea dengan nama pemain, pemain tersebut tidak lama kemudian pasti hengkang ke klub lain.

Owen, ayah dari Elis dan Griffiths mengatakan, "Saya rasa kami mengalami kutukan. Setiap nama pemain yang kami pasang di jersey selalu pergi," kata dia, seperti dikutip The Sun.

Kembalinya Kevin/Marcus dan Korban Rasisme Berdarah Asia

Pertama, di tahun 2012, sang Ayah membelikan kostum Swansea dengan nama penjaga gawang, Dorus De Vries. Kostum itu dibeli pada Mei 2011. Namun sang kiper hengkang pada bulan Juni.

Pun begitu dengan yang terjadi dengan kostum Scott Sinclair. Sehari setelah membeli kostum dengan nama Sinclair, sang pemain memutuskan hengkang ke Manchester City.

Kejadian tersebut terulang ketika membeli kostum dengan nama Wilfried Bony (hengkang ke Manchester City), Michu (ke Napoli) dan Bafetimbi Gomis (pindah ke Marseille). Terbaru, kostum yang dibeli adalah dengan mencantumkan nama Andre Ayew, yang sepekan kemudian hijrah ke West Ham United.

"Saya coba membujuk kedua anak saya untuk mencantumkan nama mereka sendiri kostum, atau mengosongkannya saja, atau membeli kostum baru setelah bursa transfer ditutup," ujar Owen.

"Tapi masalahnya adalah, seragam terbaru selalu rilis setelah anak-anak menerima laporan nilai dari sekola-sekolah mereka. Jadi saya membelikannya sebagai hadiah," katanya.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya