Barcelona Berharap Tuah Bomber Legendaris dari 'Rekrutan Panik'

Luuk De Jong dan Ronald Koeman
Sumber :

VIVA – Luuk De Jong menjadi pemain anyar terakhir yang bergabung dengan Barcelona. Banyak yang heran dengan keputusan memboyongnya dari Sevilla, meski hanya berstatus pinjaman.

Secara kualitas, De Jong bisa dibilang hanya merupakan penyerang kelas dua di Spanyol. Banyangkan saja, dua musim membela Sevilla, dia hanya mencetak 10 gol dalam 69 penampilan.

Tidak salah ketika publik menuding De Jong hanya sebuah pembelian panik. Apalagi sebelumnya Barcelona memang dikabarkan memburu Edinson Cavani, hingga Raheem Sterling, dan berakhir dengan kegagalan.

Ronald Koeman sebagai pelatih sudah menjelaskan tujuan memboyong De Jong. Dia dianggap bisa memberikan sesuatu yang berbeda bagi tim, khususnya buat lini depan.

Memiliki postur jangkung (188 cm), dia bisa andalkan dalam duel udara. Itu bisa menjadi alternatif ketika permainan kaki ke kaki khas Barcelona mengalami kebuntuan.

Luuk De Jong

Photo :
  • instagram

"Faktanya, Barcelona memang tidak punya pemain seperti De Jong. Dia akan memberikan hal berbeda, terutama dalam permainan udara dan set pieces. Dengan dia kami bisa bermain lebih direct," katanya lagi.

Senada dengan Koeman, De Jong pun menjanjikan sentuhan berbeda buat Barcelona. Dia tahun akan sulit untuk terus bermain, namun dia siap memberikan kontribusi bisa memang dipercaya turun ke lapangan.

Xavi Kembali Tersudut di Barcelona, Ancelotti Kasih Pembelaan

"Saya pemain berbeda di sini, unggul di udara, tinggi. Saya tidak akan bermain di setiap laga, namun saya memiliki hubungan baik dengan Koeman. Dia tahu kepada membutuhkan pemain jangkung," ujarnya.

Tidak berhenti sampai di situ, dukungan atas kehadiran De Jong juga disampaikan Preside Joan Laporta. Bahkan dia mulai membandingkan pemain 31 tahun tersebut dengan striker legendaris Julio Salinas.

Berakhirnya Kisah Thiago Alcantara dengan Liverpool

"Saya pikir dia pemain yang menarik, bisa mencetak gol, dan menyundul. Itu bagus buat kami. Bukahkah kami juga punya Julio Salinas dalam Dream Team. Saya bicara kepada Jordi Cruyff dan dia bilang kadang ayahnya (Johan Cruyff) menjadikan dia sebagai solusi," ungkap Laporta.

Untuk Salinas, dia adalah penyerang yang membela Barcelona sejak 1988 hingga 1994. Dia dikenal sebagai supersub bagi skuad mentereng El Barca di era Johan Cruyff. Meski tidak mencetak banyak gol dan hanya menjadi pemain cadangan, namun tak jarang lesakan yang dibuat pemain asal Spanyol tersebut merupakan penentu.

Xavi Hernandez Tepis Isu Perselisihan dengan Lewandowski
Spanduk Bertuliskan 'Hentikan Genosida' di Pembukaan Final Liga Champions Wanita

Terbentang Spanduk Bertuliskan 'Hentikan Genosida' di Final Liga Champions Wanita

UEFA mengizinkan pengibaran bendera Palestina dengan tulisan "Hentikan Genosida" sebelum kick-off laga final Liga Champions Wanita UEFA antara Barcelona vs Lyon

img_title
VIVA.co.id
27 Mei 2024