Kisah Legenda MU Hampir Bunuh Diri karena Virus Horor dari Vietnam

Andy Cole
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA – Manchester United punya striker yang mematikan pada periode 1990-an. Dia adalah Andy Cole yang mencatatkan 93 gol dari 195 pertandingan. Lima gelar Premier League berhasil ia persembahkan untuk Setan Merah dalam pengabdian enam musimnya 1995-2001.

Manchester United Diganggu COVID-19 Jelang Lawan Atletico Madrid

Cole sempat memperkuat sejumlah klub usai meninggalkan MU macam Blackburn Rovers, Fulham, Manchester City, Sunderland, Burnley, dan mengakhiri karier di Nottingham Forest pada 2008.

Namanya sudah kadung cinta, Cole kembali ke MU setelah pensiun. Bukan menjadi pelatih, melainkan sebagai duta tim. Namun, jabatan ini secara tidak langsung membawa Cole dalam sebuah musibah besar. Tak terlihat, tapi mampu membawa Cole untuk pergi selamanya.

Harry Maguire Belum Pantas Jadi Kapten Manchester United

Cole jatuh sakit pada 2015 setelah tertular virus saat tur di Vietnam sebagai duta klub. Tubuh dan wajah Cole mulai membengkak dan dia menderita kelelahan parah sebagai akibat dari Segmen Focal Segmental Glomeruloscleroisis.

Usai Gasak Tottenham, MU Incar Korban Lain

Awalnya, Cole mengabaikan penyakit itu sampai akhirnya pergi ke dokter karena kondisinya semakin memburuk. Hasilnya tak diduga, ternyata Cole bisa saja meregang nyawa.

Sekembalinya dari rumah sakit, dia mendapati hidupnya dalam bahaya karena fungsi ginjalnya turun menjadi hanya tujuh persen dari kapasitas biasanya. 

Dua tahun Cole bertahan. Keponakannya pun tak tahan melihat kondisi Cole. Dia adalah Alexander Palmer, keponakan Cole yang menyumbangkan ginjalnya. Niat baik itu muncul karena dia tak kuasa melihat kondisi pamannya saat ia menjenguk.

Tapi, rasa sakit itu tak kunjung hilang meski Cole sudah menjalani transplantasi ginjal. Cole bahkan sempat ingin menggunakan jalur pintas, alias mengakhiri hidupnya dengan cara sendiri. Mantan pemain internasional Inggris ini harus minum obat setiap hari untuk menghentikan tubuhnya agar tidak menolak ginjal yang didonorkan.

"Ada banyak, berkali-kali saya ingin menyerah. Bukan hanya pada kehidupan tetapi menyerah pada segalanya. Itu menjadi sangat sulit. Saya berjuang. Itu sangat menyedihkan, saya harus tetap berada di atas tempat tidur," kata Cole dalam wawancara dengan Guardian, dilansir The Sun.

"Orang-orang tidak mengerti apa yang Anda alami dengan penyakit ini. Mereka melihat pasien transplantasi dan berkata: 'Kamu baik-baik saja. Kamu terlihat sangat sehat. Secara eksternal itu bisa benar. Tetapi, secara internal, banyak hal sedang terjadi," sambungnya.

Sudah jatuh tertimpa tangga. Saat berjuang dengan penyakitnya, Cole malah harus ditinggal istrinya. Rasanya tentu sangat sakit, kan? Di saat senang disayang, tapi saat sakit malah ditinggalkan.

"Aku sangat beruntung aku tidak pernah marah tentang hal itu. Kesejahteraan mentalmu adalah yang terpenting karena sangat sulit untuk menghadapi penyakit sehingga suatu hari kamu merasa sangat sehat dan pada hari berikutnya kamu merasa seperti sekantong sampah,"ucapnya.

“Berada dalam masa pengobatan, aku punya banyak waktu untuk merenungkan semua yang telah aku lalui dan kamu menyadari betapa sulitnya itu, terutama ketika kamu menanganinya sendiri," tuturnya.

Cole saat ini sudah dalam kondisi yang sangat baik. Baru-baru ini, Cole mendirikan Andy Cole Fund sebuat lembaga amal yang mengumpulkan dana untuk meningkatkan penelitian dalam meningkatkan transplantasi ginjal dan kesejahteraan pengidap gagal ginjal.

Pemain Atletico Madrid merayakan gol

Hadapi MU, Atletico Madrid Tak Mau Terkecoh dengan Magis Ronaldo

Gelandang Atletico Madrid, Marcos Llorente, mengingatkan rekan setimnya untuk tidak terkecoh dengan magis Cristiano Ronaldo saat mereka menghadapi Manchester United.

img_title
VIVA.co.id
15 Maret 2022