Gerhana Bulan Total, BMKG Adakan Tanya Jawab di Jam Gadang

Ilustrasi Gerhana Bulan Total
Sumber :
  • www.pixabay.com/Free-Photos/9199 images

VIVA – Tidak hanya menyediakan teropong khusus dan layar lebar untuk mengamati dan memantau fenomena langka gerhana bulan total terlama pada abad ini, Stasiun Geofisika Padang Panjang juga berencana bakal membuka sesi tanya jawab seputar gerhana bulan, khususnya bagi pengunjung jam Gadang pada 31 Januari 2018.

Deretan Fenomena Bulan Purnama Tahun Ini

BMKG melakukan hal ini untuk mengedukasi kepada masyarakat, agar tidak hanya sebatas melihat seperti apa rupa fenomena gerhana bulan, namun lebih kepada pemahaman seperti apa dan bagaimana proses gerhana bulan itu bisa terjadi.

"Pemantauan dan pengamatan gerhana bulan akan kami lakukan mulai pada pukul 16.00 WIB. Di saat yang bersamaan, kami juga akan memberikan penjelasan secara detail. Bahkan membuka sesi tanya jawab seputar fenomena gerhana bulan ini," kata Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang, Rahmat Triyono, Selasa 30 Januari 2018.

Jam Berapa Gerhana Bulan Sebagian Bisa Dilihat di Indonesia Hari Ini?

Agar tujuan edukasi bisa tercapai tepat sasaran, kata Rahmat, Stasiun Geofisika Padang Panjang juga sudah meminta kepada Wali Kota Bukittinggi, melalui Dinas Pendidikan agar mengimbau kepada para guru dan siswa yang sekolahnya dekat dengan kawasan Jam Gadang untuk dapat hadir di area pengamatan. Diharapkan siswa sekolah mengamati dan menerima penjelasan pengetahuan tentang gerhana bulan ini.

Guru, siswa maupun seluruh pengunjung Jam Gadang, tutur Rahmat, selain bisa melihat gerhana melalui layar lebar maupun teropong disediakan, juga dapat bertanya tentang proses detail terjadinya gerhana bulan tersebut. Stasiun Geofisika Padang Panjang menginginkan masyarakat tidak hanya melihat dengan mata saja, namun juga mampu memahami tentang ilmu pengetahuan, khususnya tentang gerhana bulan ini.

Gerhana Bulan Diprediksi Terjadi 29 Oktober 2023, Kemenag Ajak Umat Salat Khusuf 

"Jika masyarakat terutama para orang tua memahami, maka secara otomatis juga di rumah dapat memberikan pengetahuan kepada anak-anaknya. Ini kesempatan kita saling berbagi ilmu," ujar Rahmat.

Tak terkait gempa

Rahmat menegaskan, fenomena gerhana bulan ini sama sekali tidak berkaitan dengan fenomena gempa. Penjelasan ini menepis hoax yang banyak beredar di masyarakat bahwa gerhana bulan dikaitkan dengan gempa besar.

"Gerhana bulan sama sekali tidak ada hubungannya dengan gempa, sebagaimana rumor yang saat ini beredar di tengah masyarakat. Ini salah satu tujuan kami memberikan penjelasan dan tanya jawab seputar gerhana bulan,"ujarnya.

Gerhana bulan total terakhir kali terjadi pada satu setengah abad silam atau 152 tahun lalu, yang mana sempat teramati pada 31 Maret 1866. Fenomena gerhana bulan kali ini, dapat terlihat di seluruh Indonesia.

Dengan kontak pertama kali antara bulan dan bayangan bumi terjadi pada jam 17:49 WIB. Namun wilayah Sumatera Barat tidak bisa melihat proses kontak tersebut dikarenakan bulan baru terbit pada jam 18:28 WIB. 

Jadi pada saat bulan terbit di wilayah Sumatera Barat posisi bulan sudah kontak dengan bayangan bumi, bayangan bumi akan terus menutupi bulan hingga puncaknya pada jam 20:29 WIB dan akan lepas kontak antara bayangan bumi dan bulan jam 23:09 WIB.

Berdasarkan catatan, gerhana bulan total kali ini, merupakan anggota ke 49 dari 73 anggota pada seri Saros 124. Gerhana bulan sebelumnya yang berasosiasi dengan gerhana ini adalah gerhana bulan total yang terjadi pada 21 Januari 2000. 
 

ilustrasi Gerhana Matahari Sebagian

2 Gerhana di Ramadhan 2024 Tanda Datangnya Imam Mahdi? Ini Kata Buya Yahya

Farahhati Mumtahana, seorang peneliti dari Pusat Riset Antariksa di Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, mengungkapkan bahwa di bulan Ramadhan ada 2 Gerhana

img_title
VIVA.co.id
18 Maret 2024