Unilever Ancam Facebook dan Google

Logo Unilever.
Sumber :
  • Unilever.co.uk

VIVA – Perusahaan multinasional Unilever mengancam akan menarik seluruh iklannya dari platform digital Facebook dan Google.

7 Rahasia Google

Alasannya, kedua platform tersebut dinilai tidak serius memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, khususnya dalam melindungi anak-anak dari ancaman kejahatan siber.

Chief Marketing Officer Unilever, Keith Weed, mengaku akan menghubungi dua raksasa teknologi itu dan mendesak mereka untuk meningkatkan transparansi dan kepercayaan konsumen di era maraknya informasi hoaks dan konten online lainnya yang 'beracun.'

Unilever Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 1,4 Triliun Kuartal I-2024

"Kami tidak ingin beriklan di platform yang tidak memberi kontribusi positif kepada masyarakat," kata Weed seperti dikutip Reuters, Selasa, 13 Februari 2018.

Ia mengatakan, saat ini tingkat kepercayaan masyarakat terhadap media sosial berada pada titik terendah, karena perusahaan teknologi terkesan cuek dalam menjaga materi ilegal, tidak etis dan ekstremis, pada situs atau website mereka.

Cocok untuk Content Creator, Aset Kripto Ini Resmi Diperdagangkan di Indonesia

"Berita hoaks, rasisme, seksisme, dan teroris menyebarkan pesan kebencian, konten beracun. Sayangnya, ini diarahkan pada anak-anak. Seluruh industri media digital harus mendengar dan bertindak untuk menangkal semua ini," ujar Weed.

Blockchain

Selain itu, Weed juga menginformasikan kalau Unilever akan membahas kemitraan baru dengan IBM sembari menguji coba teknologi Blockchain untuk periklanan yang bisa mengurangi kecurangan iklan dengan menyediakan metrik pengukuran yang andal.

Unilever sendiri banyak dikritik tahun lalu karena iklan Dove di Facebook yang banyak dilihatnya sebagai aksi rasisme.

Unilever menghabiskan sekitar 7,7 miliar euro (US$9,4 miliar/Rp126,45 triliun) untuk belanja iklan di tahun lalu. Iklan digital menyumbang sepertiga dari total pengeluaran perusahaan tersebut.

Selama lima tahun terakhir (2012-2017), pengeluaran untuk media digital meningkat lebih dari dua kali lipat, sementara investasinya dalam menciptakan konten digital telah meningkat sebesar 60 persen. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya