Ini yang Terjadi pada Tubuh dan Otak Jika Kurang Tidur

Ilustrasi tidur.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Kurang tidur ternyata dampaknya lebih besar dari yang kita kira selama ini, menurut sebuah studi. Ahli saraf dari Norwegia mengamati dengan cermat potensi dampak pada kesehatan kita, dan itu tidak bagus. 

Bawaan Lahir yang Buat Vior Dicap Sebagai Bocah Kosong

Dilansir dari situs Science Alert, Senin 22 Februari 2021, para peneliti merekrut 21 pria muda sehat untuk menjalani serangkaian tes diffusion tensor imaging (DTI), yang menunjukkan difusi air di dalam tubuh dan kesehatan sistem saraf.

Para relawan tetap terjaga selama 23 jam, dan untuk memberikan beberapa kontrol, mereka tidak diizinkan mengonsumsi alkohol, kafein, atau nikotin selama penelitian, dan mereka tidak boleh makan apa pun sebelum pemindaian DTI.

Jangan Ragu Masukkan Anak ke PAUD Bun, Ini 5 Manfaat Pentingnya

Laporan tahun 2015 menunjukkan perubahan signifikan di dalam otak setelah malam tanpa tidur, menemukan bahwa kurang tidur dikaitkan dengan factional anistropy yang meluas. 

Ini juga disebut sebagai degradasi jaringan konektivitas di dalam otak, sesuatu yang mungkin dirasakan jika Anda pernah mencoba mengumpulkan pikiran setelah malam tanpa tidur.

5 Negara Tanpa Malam, Matahari Hampir Tidak Pernah Terbenam

Perubahan terlihat di seluruh otak, meliputi korpus kalosum, batang otak, talamus, saluran frontotemporal dan parieto-oksipital, menurut studi yang diterbitkan di PLOS One. 

Yang tidak begitu jelas adalah seberapa permanen kerusakan ini, misalnya, apakah tidur yang lama pada malam berikutnya dapat memperbaiki semua kerusakan yang telah terjadi? Ada juga pertanyaan tentang seberapa jauh faktor lain berkontribusi pada perubahan susunan jaringan saraf. 

Penulis utama, Torbjorn Elvsashagen mengatakan, efek yang diduga dari kurang tidur satu malam pada mikrostruktur materi putih bersifat jangka pendek dan berbalik setelah satu hingga beberapa malam tidur normal. 

"Namun, dapat dihipotesiskan bahwa kekurangan tidur kronis dapat menyebabkan perubahan yang lebih lama dalam struktur otak. Hipotesis itu masih harus diklarifikasi," katanya. 

Dua dari subjek tes tidak menunjukkan perilaku pola otak yang sama dengan yang lain, menunjukkan bahwa mungkin beberapa dari kita memiliki tubuh yang lebih terlindungi dari efek kurang tidur.

Ini adalah penelitian kecil. Studi lanjutan berpotensi menambahkan pemindaian tambahan pada interval waktu yang lebih pendek dan mempertimbangkan aktivitas peserta. 

Peneliti lain juga melihat hal yang sama, sulit tidur telah terbukti mengganggu gen dan otak kita, jadi ini masalah yang cukup besar. Pada 2017 misalnya, para peneliti di Italia menemukan otak benar-benar mulai makan sendiri ketika tidak cukup tidur.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya