Satelit Murah Picu Sampah Luar Angkasa

Ilustrasi satelit.
Sumber :
  • www.esa.int

VIVA.co.id – Ilmuwan mulai merasa khawatir dengan banyaknya satelit murah yang diterbangkan ke orbit. Saking banyaknya, satelit komunikasi yang bertengger di orbit bisa meningkatkan sampah di luar angkasa.

Detik-detik Roket Space One Meledak di Udara Setelah 5 Detik Diluncurkan

Mereka menyebut kumpulan itu sebagai mega-konstelasi yang terdiri atas ribuan satelit komunikasi. Mega-konstelasi bisa menyebabkan tabrakan antarsatelit. Akibat tabrakan satelit itu, sampah di orbit Bumi akan semakin tidak terelakkan.

"Dalam simulasi 200 tahun yang kami lakukan, menunjukkan adanya mega-konstelasi yang mampu menciptakan 50 persen risiko tabrakan antarsatelit yang tidak terhindarkan," ujar ahli teknik penerbangan luar angkasa di University of Southampton, Dr. Hugh Lewis, seperti dikutip dari Herald Scotland.

Rusia Diam-diam Buat Senjata Mematikan, AS Dibuat Melongo

Banyaknya satelit yang direncanakan akan menghuni orbit Bumi dikarenakan semakin murahnya ongkos produksi. Diperkirakan ada 1.300 satelit aktif yang akan mulai diluncurkan tahun depan.

"Ini akan berakhir dengan meningkatnya jumlah sampah luar angkasa di orbit," katanya.

Peluncuran Satelit Merah Putih 2 Dilindungi Asuransi Jasindo, Simak Rinciannya

Dalam studi yang dilakukan Lewis, yang didanai European Space Agency, berhasil memetakan beberapa solusi yang bisa dilakukan untuk mencegah tabrakan dan meningkatnya sampah luar angkasa. Salah satunya dengan mengurangi waktu tinggal satelit di orbit. Jika memang sudah kedaluwarsa, maka harus segera dinonaktifkan.

"Selain itu, kita bisa membuat satelit berukuran lebih kecil dari biasanya, lebih ringan, dan menambahkan sistem propulsi di dalamnya. Kita juga harus membuat misi untuk memindahkan atau mengambil satelit yang tidak lagi digunakan," ujar Lewis. (art)

Gerhana matahari total dilihat dari luar angkasa

Begini Tampilan Gerhana Matahari Total dari Luar Angkasa

Pada tanggal 8 April 2024 lalu, gerhana matahari total terjadi di berbagai wilayah di Amerika Utara. Fenomena alam ini tak hanya dinikmati di Bumi, namun juga diamati dar

img_title
VIVA.co.id
12 April 2024