Hindari Serangan Siber, Pakai Sistem Zona Demilitarisasi

Ilustrasi serangan siber.
Sumber :
  • REUTERS/Amir Cohen

VIVA – Berdasarkan data ‘Digital in 2017: Southeast Asia’ dan ‘We Are Social and Hootsuite 2017’, dari sekitar 262 juta penduduk Indonesia, 50 persen di antaranya atau sekitar 132,7 juta jiwa adalah pengguna internet, dengan 106 juta jiwa merupakan pengguna aktif media sosial.

Angkatan Udara Kebobolan, Percakapan 4 Perwira Tinggi Berhasil Disadap di Singapura

Dari angka tersebut, 92 juta jiwa merupakan pengguna aktif media sosial melalui aplikasi mobile.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menyambut baik penggunaan teknologi digital di industri perasuransian Tanah Air. Meski demikian, regulator industri keuangan Tanah Air itu mengingatkan kehadiran teknologi digital juga memunculkan risiko baru bagi industri asuransi.

Kementerian dan Lembaga Diserang Hacker

Risiko yang dimaksud adalah mengingat pergeseran pola tradisional ke dalam sistem yang serba digital akan meningkatkan risiko operasional seperti risiko kegagalan mengenal konsumen dengan komprehensif, risiko fraud/penipuan, dan risiko tindak pencucian uang.

Direktur Operasi dan Teknologi Informasi BRI Life, Ansar Arifin mengaku telah menetapkan profil risiko yang dikehendaki dan membuat rencana mitigasi untuk faktor risiko yang dianggap utama/major.

Serangan Hacker ke Perangkat Seluler Makin Ngeri, Lewat Iklan Pop-up

Ia mencontohkan adanya keharusan memiliki backup/cadangan untuk sistem-sistem yang dianggap kritis.

"Lalu, keharusan untuk mempunyai ekosistem penanggulangan bencana/disaster recovery, dan melakukan tes dan simulasi secara berkala untuk manajemen dan proses kelanjutan bisnis/business continuity management," kata Ansar kepada VIVA, Senin 11 Juni 2018.

Ia menegaskan, BRI Life mengadopsi praktik terbaik untuk melindungi sistem dan data dari kejahatan siber.

Menurutnya, ada empat poin yang harus dilakukan. Pertama, kesadaran, dukungan, dan peran, serta top management perusahaan untuk terus meningkatkan keamanan sistem informasi.

Kedua, standar penggunaan firewall dan DMZ/demilitarized zone untuk sistem-sistem front-end untuk pelayanan nasabah yang terkoneksi ke internet.

Ketiga, melakukan enkripsi untuk seluruh data-data yang dikategorikan pribadi dan rahasia. Keempat, melihat dan melakukan review keamanan sistem informasi secara keseluruhan/holistik.

"Mulai dari jaringan komunikasi/data, infrastruktur, program/aplikasi, keamanan database, sampai ke servis yang dilakukan secara digitalisasi," tutur dia.

Karena itulah, BRI Life Divisi Unit Usaha Syariah meraih penghargaan Karim Award sebagai ‘1st Rank  in Risk Management Islamic Life Insurance’ untuk kategori perusahaan nasional dengan aset di bawah Rp500 miliar oleh Karim Consulting Indonesia.

"Kami sangat mengapresiasi, dan penghargaan ini menjadi peletup semangat agar menjadi lebih baik lagi ke depannya," ungkap Direktur Marketing BRI Life, Fabiola N. Sondakh. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya