Geger Indonesia Dikepung Tentara Siber

Ilustrasi perang siber (cyber warfare).
Sumber :
  • CyberTalk.org

VIVA Tekno – Indonesia dikepung tentara siber (cyber army). Berdasarkan catatan VIVA Tekno, ada enam negara sudah memiliki 'pasukan siluman' yang wilayahnya berdekatan dengan negara kita.

Neta Mulai Rakit Mobil Listrik di Indonesia

Bicara tentara siber tidak lepas dari pesatnya kemajuan teknologi dan informasi. Badan Siber dan Sandi Negara atau BSSN mencatat ada 361 juta anomali traffic atau serangan siber ke Indonesia per 1 Januari hingga 26 Oktober 2023.

Ada tiga teratas jenis anomali traffic, yaitu malware activity sebesar 42,79 persen, trojan activity sebesar 35,40 persen, dan information leak sebesar 9,35 persen.

Kakek 87 Tahun Ini Bikin Heboh Usai Jadi Model Catwalk di China Fashion Week

BSSN juga menunjukkan bahwa kerugian akibat serangan siber di Indonesia mencapai Rp14,5 triliun pada 2022. Bahkan, Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB telah mengisyaratkan bahwa perang dunia mungkin terjadi di dunia maya.

Pertempuran tak lagi mengandalkan mesin persenjataan melainkan bertumpu pada kekuatan baru dalam peperangan bernama perang siber (cyber warfare).

KSAD Tegaskan TNI AD Tegak Lurus Selama Masa Transisi Kepimpinan Presiden Jokowi

Perang tidak kasat mata ini menjadikan jaringan komputer sebagai medan pertempuran, sedangkan kekuatan inteligensi dan platform melalui internet menjadi kekuatan strategis pertahanan dan penyerangan.

Hal itu yang membuat Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menegaskan pentingnya pembentukan Angkatan Siber di tubuh Tentara Nasional Indonesia.

"Memang ini (Angkatan Siber) di negara lain sudah jadi satuan sendiri," kata dia. Enam negara memiliki 'pasukan siluman' yaitu China, Vietnam, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Australia.

Panglima TNI Agus Subiyanto

Photo :
  • VIVA

China

Negeri Tirai Bambu resmi membentuk tentara siber bernama Blue Army. Tugasnya melindungi negara dari serangan siber terutama oleh negara yang selama ini menjadi seteru, yakni Amerika Serikat (AS). Skuat digital milik Naga Merah ini berbasis di kawasan militer Guangzhou, sebelah selatan China.

Vietnam

Sepuluh ribu personel tentara siber disiagakan untuk mengawasi aktivitas penggunaan internet. Tentara siber Vietnam dikenal dengan nama Force 47. Mereka telah mulai bertugas mengawasi segala sektor sejak 25 Desember 2017. Jika nantinya tentara siber ini menemukan konten propaganda yang dianggap melawan paham negara, maka mereka akan langsung memblokir konten tersebut.

Malaysia

Angkatan Bersenjata Malaysia atau MAF membentuk Resimen Sinyal Perang Siber (99 RSPS) dalam upaya memperkuat kapasitas dan kesiapannya dalam menghadapi tantangan keamanan serta ancaman siber dari berbagai domain.

Singapura

Negara kota ini mengumumkan pembentukan Angkatan Siber pada 28 Oktober 2022 yang bernama Digital and Intelligence Service (DIS). DIS menjadi salah satu matra di Angkatan Bersenjata Singapura (SAF), di samping Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Angkatan Laut.

Saat ini, Angkatan Siber Singapura sudah memiliki ribuan personel, yang jumlahnya diprediksi akan terus bertambah menjadi 12 ribu dalam waktu 8 tahun.

Bidang kerja DIS antara lain dalam pertahanan psikologis, menangani ancaman domain digital, keamanan siber, dan intelijen militer. Namun, meski ahli soal dunia maya, personel DIS tetap dilatih keahlian militer pada umumnya seperti kedisiplinan, baris-berbaris dengan membawa senjata.

Ilustrasi tentara siber (cyber army).

Photo :
  • Difesa e Sicurezza

Filipina

Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) sedang membentuk sebuah komando siber untuk meningkatkan pertahanan terhadap serangan siber yang muncul hampir setiap hari pada Oktober 2023. Mereka akan melonggarkan aturan rekrutmen untuk memastikan bisa menarik para ahli online.

Pembentukan komando siber sebagai reaksi atas beberapa serangan hampir setiap hari terhadap akses militer yang berasal dari luar negeri, khususnya China, yang menjadi kerikil Filipina lantaran saling mengklaim Laut China Selatan.

Australia

Direktorat Pertahanan Sinyal Departemen Pertahanan membentuk sebuah badan bernama Cyber Security Operations Centre (CSOC) yang bertanggung jawab untuk mendeteksi, menangkal, dan memerangi kejahatan siber terhadap kepentingan warga dan pemerintah Australia.

Peretas atau hacker.

Photo :
  • ABC News
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya