Momen Langka, Penampakan Hiu Lagi Berjemur Tertangkap Satelit

Ilustrasi ikan hiu.
Sumber :
  • Pixabay/Owlstalk

VIVA – Penampakan siluet hiu raksasa yang sedang berjemur di tengah samudra baru-baru ini tertangkap oleh satelit. Fenomena alam tersebut merupakan pemandangan langka, sekaligus daya tarik utama bagi ilmuwan untuk memetakan migrasi hiu yang dianggap misterius.

5 Makanan yang Dianjurkan untuk Penderita Darah Tinggi, dari Buah Beri sampai Yogurt

Hiu tersebut masuk dalam spesies Cetorhinus maximus, yang merupakan ikan terbesar kedua di dunia. Ukurannya lebih dari 35 kaki, dan sering diburu orang untuk dikonsumsi karena siripnya yang besar.

Seperti diwartakan Foxnews, populasi global hiu berjemur menurun selama abad ke-20. Spesies tersebut telah berjuang untuk pulih karena tingkat reproduksi yang lambat.

Riset: Kebiasaan Belanja Orang Indonesia, Bandingin Harga di Situs Online dan Toko Offline

Hiu pemangsa zooplankton itu biasanya tidak melakukan hibernasi. Mereka lebih sering terlihat kala musim panas. Sedangkan di musim dingin, mereka cenderung bergerak jauh ke kedalaman, bahkan hingga 3.000 kaki di bawah permukaan laut.

Monster Laut Raksasa Setinggi 82 Kaki Ditemukan di Pantai Inggris, Bisa Jadi Reptil Laut Terbesar

"Ini adalah hiu yang masih sangat misterius," kata Alexandra Rohr dari kelompok riset APECS, lembaga peneliti hiu yang berbasis di Prancis, dikutip dari Channel News Asia.

Meskipun dari segi ukuran, penampilan ikan itu sering dianggap menakutkan, hiu yang berjemur sebenarnya tidak membahayakan bagi manusia.

APECS menggunakan teknologi pelacakan baru untuk memantau rentang migrasi hiu. Mereka mengumpulkan informasi yang bersumber dari penyelam, pelaut, dan anggota masyarakat lainnya.

Keberhasilan APECS menangkap penampakan hiu tidak terlepas dari jasa pemancing Alain Quemere. Quemere melihat hiu yang berjemur selama perjalanan memancing di kepulauan Glenan, daerah lepas pantai selatan Brittany di Prancis. Ia  lantas melaporkan rinciannya ke APECS, yang memungkinkan tim riset menemukan hiu dan menyesuaikannya dengan pelacak satelit.

"Aku baru saja melihat ujung siripnya," kata Quemere. Ia benar-benar terkesima dengan kenangan akan pertemuannya selama lima jam dengan hiu itu. "Satu saat ia menyerempet bagian depan perahu, yang membuatku tertawa karena kapalku hampir lima setengah meter dan hiu itu delapan meter," katanya menambahkan.

Persatuan Internasional untuk Pelestarian Alam sekarang mendaftarkan spesies hiu tersebut masuk kategori langka di seluruh dunia dan terancam punah di daerah Pasifik Utara dan Atlantik Timur Laut. Dalam studi tahun 2013, para ilmuwan memperkirakan bahwa manusia membunuh sekitar 100 juta hiu per tahun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya