Cari Mayat Manusia Pakai Google Maps, Begini Jadinya

Google Maps.
Sumber :
  • Twitter/@Google_IDN

VIVA – Google Maps umumnya digunakan pengguna sebagai petunjuk jalan saat ingin menemukan sebuah lokasi. Namun, aplikasi navigasi ini telah menyebabkan polisi kehilangan pencarian mayat manusia selama 18 bulan.

Segera Hadir Fitur Baru untuk Pengguna Mobil Listrik

Dilansir dari Mirror, Rabu, 2 Januari 2019, pihak keamanan yang  berada di Brisbane, Australia tengah, sedang mayat bernama Darrel Simon yang terakhir dilihat pada November 2014.

Polisi mengandalkan Google Maps untuk mencari mayat Simon di sekitar properti miliknya. Namun, faktanya data tersebut tidak benar. Simon tidak ditemukan di Laidley Creek hingga Mei 2016.

Lacak Nomor HP dengan 4 Cara, Terakhir Bisa Cek Tarif Tol

Dengan demikian, kematiannya diputuskan sebagai kasus bunuh diri. Kemudian, seorang koroner Australia berpendapat bahwa mayat itu bisa saja ditemukan lebih cepat jika polisi menggunakan peta yang lebih akurat.

Wakil Koroner Negara Bagian Queensland, Australia, John Lock, mengatakan, pencarian hanya dilakukan setengah dari properti karena kesalahan batas Google Maps. Hal itu seharusnya tidak terjadi dan sangat disesalkan.

Cek Tarif Tol Lewat Google Maps, Pastikan Saldo Cukup

"Keterlambatan penemuan Simon justru memperparah kesedihan yang dirasakan keluarga, terutama ayah Simon, dan teman-temannya," ungkap Lock.

Setelah penyelidikan, ia menyarankan polisi untuk menghindari penggunaan Google Maps di kasus selanjutnya. Ia pun merekomendasikan untuk mengandalkan GPS dan pemetaan data yang berkualitas tinggi.

Korban Google Maps, Daihatsu Sigra Terjebak di Gang Kecil Hingga Susah Keluar

Korban Google Maps, Daihatsu Sigra Terjebak di Gang Kecil hingga Susah Keluar

Baru-baru ini, beredar video viral di media sosial menunjukkan mobil Daihatsu Sigra terjebak di gang sempit karena disesatkan oleh peta digital atau Google Maps saat itu.

img_title
VIVA.co.id
28 April 2024