Logo BBC

'Tsunami' di LIPI Bakal Matikan Ilmuwan di Masa Depan?

Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko, memberlakukan kebijakan reorganisasi sejak Januari 2019 namun diprotes sejumlah civitas LIPI. - ANTARA FOTO/Moch Asim
Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko, memberlakukan kebijakan reorganisasi sejak Januari 2019 namun diprotes sejumlah civitas LIPI. - ANTARA FOTO/Moch Asim
Sumber :
  • bbc

Persoalan lain yakni ditariknya para peneliti dari Kebun Raya Bogor ke lokasi lain di luar kawasan. Padahal, kata dia, Kebun Raya adalah laboratorium bagi para peneliti konservasi tumbuhan yang tidak dapat dipisahkan.

"Di situ pusat keragaman hayati, kalau sekarang ditarik (penelitinya) mau dijadikan apa? Taman wisata? Kalau begini, keragaman hayati akan punah karena pemeliharannya terbengkalai," ucap Henny.

Lebih jauh ia mengatakan, pemusnahan ribuan tesis dan disertasi dari perpustakaan Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PPDI) merupakan buntut dari buruknya rencana reorganisasi.

Menurutnya, dari 32.000 koleksi karya ilmiah yang ada mustahil digitalisasi dalam waktu singkat.

"Dibilang didigitalisasi, tapi orang dalam bilang baru 10-20% karena digitalisasi butuh anggaran, tidak bisa sebentar begitu saja."

"Makanya kalau ditanya ada apa di LIPI? Saya bilang, `ada tsunami di LIPI`. Kacau dari berbagai aspek," ucapnya dengan nada meninggi sembari mendesak Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko, agar mundur dari jabatannya setelah muncul mosi tidak percaya dari 65 civitas LIPI.

Kisruh di internal tubuh LIPI ini bermula dari keputusan Laksana Tri Handoko melakukan reorganisasi pada Januari 2019 dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan pengoptimalan sumber daya.