Ada Miliaran Planet Mirip Bumi di Antariksa

Galaksi Bima Sakti.
Sumber :
  • NASA

VIVA – Ada enam miliar planet yang mirip Bumi di galaksi Bima Sakti, dan mereka bisa saja menampung kehidupan asing di dalamnya, menurut sebuah studi terbaru. Peneliti berasal dari University of British Columbia menggunakan data Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) dari misi Kepler.

Gelar TC di JIS, Timnas Indonesia U-16 Panggil 34 Pemain

"Bima Sakti kita memiliki 400 miliar bintang, tujuh persen diantaranya adalah tipe-G. Artinya kurang dari enam miliar bintang mungkin memiliki planet mirip Bumi di galaksi kita," ujar salah satu peneliti, Jaymie Matthews.

Baca juga: Pertama di Indonesia, LIPI Punya Alat Terapi Oksigen Pasien Corona

5 Alasan Kemungkinan Alien Itu Benar-Benar Nyata Menurut Ahli

Dikutip dari laman Mirror, Kamis, 18 Juni 2020, planet seperti Bumi sering kali terlewatkan karena ukurannya yang sangat kecil dan mengorbit jauh dari bintangnya. Artinya planet yang saat ini sudah terdeteksi masih sebagian kecil planet yang ada di Bima Sakti.

"Saya mulai dengan mensimulasikan populasi planet ekstrasurya di sekitar bintang-bintang berdasarkan pencarian Kepler. Saya menandai planet yang terdeteksi tergantung pada algoritma pencarian planet," ujar penulis penelitian, Michelle Kunimoto.

Timnas Indonesia U-18 Geber Latihan Passing di Turki

Ilustrasi Planet.

Kemudian ia membandingkannya dengan planet yang sudah terdeteksi sebelumnya. Jika ada kecocokan pada simulasinya, maka populasi awal yang ditemukan merupakan representasi yang baik dari populasi sebenarnya planet yang mengorbit bintang-bintang.

Studi muncul, tak lama setelah ilmuwan dari Universitas Nottingham menghitung ada lebih dari 30 peradaban cerdas yang aktif di Bima Sakti. Dibutuhkan lima miliar tahun untuk membentuk kehidupan cerdas seperti di Bumi, artinya ada beberapa lusin peradaban aktif di galaksi kita.

Kehidupan cerdas terbentuk dalam waktu kurang dari lima miliar tahun, sama seperti Bumi yang terbentuk setelah 4,5 miliar tahun. Jumlah peradaban juga dikatakan bergantung pada berapa lama mereka mengirim sinyal keberadaan ke ruang angkasa, seperti transmisi radio dari satelit atau televisi. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya