Operator Jaringan Seluler Israel Siap Boyong 5G, RI Pangsa Terbesar

Menara telekomunikasi.
Sumber :
  • Kr-Asia

VIVA – Perusahaan rintisan atau startup yang bergerak di bisnis operator jaringan seluler asal Israel, Cellwize, siap memboyong teknologi 5G ke Asia Tenggara. Di kawasan tersebut, Indonesia menjadi pangsa terbesar disusul Malaysia, Thailand dan Singapura. Hal ini berdasarkan data dari perusahaan konsultan manajemen AT Kearney.

Ada Lampu Jalan di Jakarta Bisa Terkoneksi sama Internet

Menurut AT Kearney, penerapan teknologi 5G dapat menerjemahkan banyak sekali potensi bagi operator seluler, yang bisa menambah pendapatan konsumen 6–9 persen serta pendapatan perusahaan 18–22 persen pada 2025.

Baca: Jangan Coba-coba Tawarkan Pinjaman Online Lewat SMS

Tugas Nokia Sudah Tuntas

Selain itu, negara-negara lain di kawasan ASEAN ini juga bermunculan untuk menyebarkan jaringan 5G. Kamboja dan Thailand dijadwalkan untuk meluncurkan 5G pada 2021, Malaysia dan Indonesia pada 2022, sementara StarHub dan Singtel - keduanya dari Singapura - telah melakukan uji coba 5G tahun ini.

Menurut Kepala Eksekutif Cellwize, Ofir Zemer, keragaman dalam hal populasi, demografi, dan pembangunan ekonomi merupakan rintangan utama yang harus diatasi.

Berburu Cuan Lewat Gajian

"Oleh karena itu, pendekatan kami adalah memiliki pemahaman yang jelas di seluruh wilayah (Asia Tenggara) tentang spektrum 5G atau ketersediaan lisensi, rencana penerapan, dan yang sesuai dengan pelanggan baru serta potensial," kata dia, seperti dikutip dari Kr-Asia, Selasa, 10 November 2020.

Zemer lalu memberi contoh kerja sama Cellwize dengan dua raksasa telekomunikasi Vietnam, Viettel dan Mobifone, yang telah menerima lisensi uji coba untuk menguji coba secara komersial 5G di Kota Ho Chi Minh dan Hanoi.

Uji coba tersebut akan memungkinkan perusahaan untuk mengevaluasi teknologi dan tolok ukur pasar mereka sebelum komersial 5G dimulai. Zemer mengatakan lisensi uji coba ini juga akan membantu Cellwize untuk memperluas kolaborasi mereka di Vietnam.

Didirikan pada 2012, produk andalan perusahaan, Cellwize Chime, memungkinkan operator jaringan seluler untuk mengelola dan mengontrol jaringan lama dan jaringan 5G, Jaringan Akses Radio (RAN), serta Jaringan Akses Radio virtual (vRAN).

Cellwize juga bisa mendemokrasikan fungsi manajemen jaringan mereka dan memberikan inovasi cepat dengan fleksibilitas, skalabilitas, serta kelincahan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk memonetisasi 5G dan mempercepat revolusi di industri telekomunikasi.

Baru-baru ini, Cellwize mengumumkan telah mengumpulkan US$32 juta atau Rp441 miliar yang dipimpin oleh Intel Capital dan Qualcomm Ventures, Verizon Ventures, dan Samsung Next.

Dengan adanya dana segar ini, Zemer berencana untuk mempercepat ekspansi globalnya ke Asia Tenggara yang akan menjadi fokus strategis Cellwize.

"Kami sangat berkomitmen untuk Asia Tenggara. Salah satu pelanggan utama kami di sana adalah Axiata Group. Ada potensi besar di kawasan ini terkait 5G," ungkapnya. Tidak hanya dengan Axiata Group Malaysia, Cellwize juga sudah menggandeng Sri Lanka Telecom, Ncell Nepal dan Mobifone Vietnam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya