Siapa yang Membangun Piramida Mesir?

Piramida Mesir.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Piramida Mesir adalah keajaiban arkeologi, menjulang tinggi di atas pasir gurun dan terlihat dari jarak bermil-mil jauhnya. Membangun piramida terlihat sebagai tugas yang sangat berat. Jadi siapa orang yang berhasil melakukannya?

Menaker Ida Sampaikan Pelaksanaan Pemberian THR Lebaran 2024, Tidak Boleh Dicicil

Ada banyak teori tentang siapa yang membangun piramida Mesir, termasuk orang Yahudi yang diperbudak dan gagasan yang lebih liar, seperti penduduk kota Atlantis yang hilang atau alien. Tak satu pun dari teori ini memiliki bukti untuk mendukung hal itu.

Menurut laman Live Science, Selasa, 18 Mei 2021, Piramida tidak mungkin dibangun oleh budak Yahudi karena tidak ada sisa-sisa arkeologi yang dapat dikaitkan langsung dengan orang-orang Yahudi yang ditemukan di Mesir dari 4.500 tahun yang lalu, ketika piramida Giza dibangun.

10 Kota Paling Berbahaya di Dunia Bagi Wisatawan, Mayoritas Benua Merah

Selain itu, cerita yang diceritakan dalam Alkitab Ibrani tentang orang Yahudi yang menjadi budak di Mesir mengacu pada sebuah kota bernama Ramses, sebuah kota yang didirikan selama dinasti ke-19 (sekitar 1295-1186 SM). Kota ini dibangun setelah era pembangunan piramida berakhir di Mesir.

"Kami tidak memiliki petunjuk, bahkan satu kata pun tentang orang Israel awal di Mesir, baik dalam prasasti monumental di dinding kuil, maupun dalam prasasti makam, atau dalam papirus," tulis arkeolog Israel, Finkelstein dan Neil Asher Silberman dalam buku The Bible Unearthed: Archaeology's New Vision of Ancient Israel and the Origin of its Sacred Texts.

Bahaya Perangkat Elektronik Terhadap Siklus Tidur Manusia

Hingga saat ini juga tidak ada bukti arkeologi yang ditemukan untuk kota Atlantis yang hilang dan banyak ahli percaya bahwa cerita tersebut adalah fiksi. Sedangkan rumor mengenai alien, disebut sangat tidak mungkin.

Semua bukti menunjukkan bahwa orang Mesir kuno membangun piramida. Tapi bagaimana pembangun piramida, bagaimana mereka diberi kompensasi dan bagaimana mereka diperlakukan adalah misteri yang masih diselidiki para peneliti.

Catatan tertulis, termasuk papirus yang ditemukan pada 2013 di Wadi al-Jarf di pantai Laut Merah Mesir, menunjukkan bahwa sekelompok besar pekerja membantu membawa materi ke Giza. Papirus menceritakan kelompok yang berisi 200 orang yang dipimpin oleh inspektur bernama Merer.

Sekelompok pekerja ini mengangkut batu kapur dengan perahu menyusuri Sungai Nil yang berjarak sekitar 18 kilometer dari Tura ke Piramida Agung, tempat batu itu digunakan untuk membangun selubung luar monumen.

Di masa lalu, ahli Mesir Kuno berteori bahwa para pembuat piramida sebagian besar terdiri dari pekerja pertanian musiman yang telah mencapai titik di mana hanya ada sedikit pekerjaan pertanian yang harus dilakukan. Namun, informasi ini belum dikonfirmasi.

Rincian sejarah piramida masih dalam proses diuraikan dan dianalisis, tetapi hasilnya menunjukkan bahwa Merer melakukan lebih dari sekadar membantu pembangunan piramida.

Para pekerja ini tampaknya telah melakukan perjalanan di sebagian besar Mesir, mungkin hingga Gurun Sinai, melaksanakan berbagai proyek konstruksi dan tugas yang telah diberikan kepada mereka.

Ini menimbulkan pertanyaan apakah mereka adalah bagian dari tenaga profesional yang lebih permanen daripada sekelompok pekerja pertanian musiman yang akan kembali ke ladang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya