Peringatan untuk Sampah Plastik Jenis Ini

Ilustrasi sampah plastik di laut.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Kemasan produk perawatan kulit atau skincare dan kosmetik yang digunakan sehari-hari kebanyakan menggunakan material plastik yang tidak ramah lingkungan. Semakin meningkatnya jumlah produk kecantikan yang dijual dan dipakai turut menciptakan jumlah sampah plastik yang lebih tinggi.

Istri Wali Kota Bogor Ajak Masyarakat Dukung Produk Lokal

Jika sampah plastik dari kemasan skincare atau kosmetik tidak dikelola dan didaur ulang dengan baik, maka akan menumpuk dan menjadi masalah lingkungan. Bahkan, menurut laporan Cosmetic Packaging Market - Growth, Trends and Forecasts (2020-2025), hampir 50 persen kemasan produk kosmetik terbuat dari plastik.

Senada, laporan Minderoo Foundation mengatakan bahwa industri kosmetik global memproduksi lebih dari 120 miliar unit kemasan setiap tahun, yang sebagian besar tidak dapat didaur ulang. Jadi, tabung lip gloss, kotak concealer, hingga wadah moisturizer yang dikenakan sehari-hari kebanyakan berakhir di tempat sampah.

5 Manfaat Luar Biasa Alpukat untuk Kesehatan Kulit Wajah, Bisa Cegah Penuaan Dini

Minderoo Foundation juga menyebutkan bahwa jika tidak ada tindakan mengatasi masalah sampah ini, aliran plastik ke lautan akan tiga kali lipat jumlah pada 2040. Kurang lebih 29 juta metrik ton per tahun, atau setara dengan 50 kilogram plastik per meter garis pantai di seluruh dunia.

Hal ini pula yang menjadi perhatian Envygreen, brand skincare lokal asal Bandung, Jawa Barat. Pendiri Envygreen, Diana Anggriani, mengaku kepeduliannya terhadap lingkungan didorong oleh kekhawatiran semakin banyak sampah plastik skincare yang akan berdampak buruk bagi Bumi.

5 Tips Merawat Kucing Peliharaan Agar Tetap Sehat dan Terhindar dari Penyakit

"Kami memiliki program recycle kemasan bekas dan memiliki upaya khusus dalam penyelamatan Bumi," kata dia, Rabu, 8 September 2021. Brand skincare di bawah naungan CV Mulia Global Abadi ini menjual produk perawatan kulit dengan kualitas dari bahan baku hingga proses pembuatan.

Bahan-bahannya pun tidak mengandung zat berbahaya seperti paraben, sulfat atau merkuri, sehingga aman untuk digunakan oleh remaja, wanita atau pria, ibu hamil dan ibu menyusui. "Produk kami tidak melakukan uji coba pada hewan. Jadi, enggak cuma aman bagi kulit tapi juga kantong serta punya izin edar dari BPOM," paparnya.

Ia juga menyadari bahwa kulit adalah aset yang harus dijaga. Tidak hanya oleh perempuan tapi juga pria, sehingga produk perawatan kulit memiliki pangsa pasar yang sangat luas.

Menurut Diana, rangkaian perawatan kulit berbasis clinical active, termasuk kosmetik golongan non-obat yang dipadukan sama ekstrak tumbuhan, sehingga seluruh produk Envygreen aman dipakai dalam jangka panjang.

Zat aktif yang terdapat dalam skincare Envygreen dapat menyelesaikan masalah kulit tertentu. Mulai dari komedo, flek hitam, bekas jerawat, minyak berlebih, wajah kusam, bahkan penuaan dini.

Selain itu, baru-baru ini, Envygreen menggelar program "Terima kasih Nakes" atas totalitasnya menangani pandemi COVID-19 di Indonesia. Envygreen memberikan 100 paket skincare senilai Rp300 ribu untuk para follower (pengikut) di media sosial maupun situs resminya yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan atau nakes.

Data dari Satuan Tugas Penanganan COVID-19, melalui laman Covid19.go.id, hingga hari ini menunjukkan total jumlah pasien yang sembuh dari COVID-19 mencapai 3.876.760 orang. Lalu, meninggal dunia sebesar 137.782 orang, serta yang positif sebanyak 4.147.365 orang. Angka ini terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo, pada 2 Maret 2020.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya