- Google Maps/The Sun
VIVA – Seorang pengguna Google Maps melihat sisa-sisa pertempuran brutal Perang Dunia II di sebuah pulau terpencil di Alaska, Amerika Serikat (AS). Citra satelit yang tersedia pada alat pemetaan digital itu menunjukkan hamparan medan berlumpur yang dipenuhi kawah bekas bom dan artileri pada 78 tahun silam.
Sisa-sisa landasan pacu, landasan gelinding, bahkan tribun pesawat juga terlihat. Pulau Attu adalah tempat Pertempuran Attu yang berdarah yang menyebabkan kematian ribuan tentara Jepang dan AS pada 1943.
Pasukan Jepang merebut pulau itu dan membangun sejumlah lapangan terbang di sana sebelum direbut kembali oleh pasukan Amerika, yang didukung oleh tembakan artileri berat.
Karena es di kawasan itu maka lokasi pertempuran tetap membeku selama beberapa dekade yang menjadikannya medan perang Perang Dunia II yang paling terpelihara dengan baik di dunia.
Pengguna Reddit dengan nama ameris_cyning baru-baru ini memposting gambar lokasi ke forum Google Maps tentang situs populer, mengutip dari laman The Sun, Kamis, 4 November 2021.
"Kawah bom dan artileri masih terlihat dari Pertempuran Attu tahun 1943 di lapangan terbang yang sedang dibangun oleh Jepang," tulis akun itu.
Sebagai tanggapan, sesama penggemar forum kagum pada detail yang terlihat pada gambar. "Lebih dari sekadar kawah, saya bisa melihat garis besar landasan pacu, landasan gelinding, dan landasan pesawat," ujarnya.
Sementara yang lainnya berkata banyak jaringan rel AA yang ditinggalkan dan pesawat yang hancur masih tersisa dari peristiwa itu.
Warganet tidak menyangka banyak orang AS yang tidak mengetahui lokasinya padahal dekat dengan negara mereka. "Sungguh menakjubkan. Hanya dengan melihat langsung bikin saya merinding," kata dia.
Pertempuran Attu terjadi di pulau paling barat Alaska dan dikenal sebagai salah satu pertempuran yang terlupakan dalam Perang Dunia II. Pada 1942, Jepang menginvasi dua pulau di Alaska, Attu dan Kisaka, karena posisi mereka yang strategis di lepas pantai Alaska di Samudra Pasifik Utara.
Lalu, antara 11 hingga 30 Mei 1943, pasukan Amerika Serikat (AS) melakukan perlawanan dengan bantuan dukungan pesawat tempur Kanada. Kampanye brutal selama dua minggu itu merenggut nyawa 550 tentara AS, yang akhirnya merebut kembali pulau-pulau itu. Sekitar 2.800 tentara Jepang tewas.
