Komputer dan Laptop Termasuk 'Sustainable Procurement', Apa Itu?

Ilustrasi beraktivitas di laptop.
Sumber :

VIVA – Pemerintah sudah mengintegrasikan 17 tujuan besar dan 169 target dari tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Qualcomm Snapdragon X Plus, Chipset Pendukung Laptop AI

Indonesia bertekad untuk mencapai SDGs pada 2030 untuk menghilangkan kemiskinan, menjamin kesetaraan, dan mengurangi efek dari pemanasan global untuk melindungi pemenuhan kebutuhan untuk generasi mendatang.

Untuk mewujudkannya maka setiap negara harus memiliki program. Salah satunya Pengadaan Berkelanjutan (Sustainability Procurement).

Setuju Pembatasan Impor Barang Jadi Elektronik

Berdasarkan United Nations Environment Programme (UNEP), Sustainable Procurement adalah sebuah proses di mana organisasi publik memenuhi kebutuhan akan barang, jasa, konstruksi, dan utilitas untuk mencapai Value for Money (VFM) dalam keseluruhan siklus penggunaan yang menguntungkan tidak hanya bagi organisasi tapi juga masyarakat dan ekonomi.

Untuk itulah, Indonesia Sustainable Procurement Expo (ISPE) 2022 digelar pada 31 Maret-1 April mendatang yang bertujuan membantu pemerintah menghidupkan kembali dan memajukan industri pengadaan barang dan jasa serta UMKM yang terdampak selama masa pandemi COVID-19.

KPK Siap Dampingi Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran dari Potensi Korupsi

Pameran yang merujuk kepada SDGs ini juga akan mengenalkan kepada stakeholder terkait dan masyarakat yang lebih luas mengenai Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan UMKM dengan konsep Pengadaan Berkelanjutan.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Katalog Elektronik Nasional (AKEN) Budi Pramana Ginting mengatakan Pengadaan Berkelanjutan adalah program praktik pengadaan yang berdampak positif untuk lingkungan sosial dan ekonomi.

"Sustainable Procurement juga sudah memiliki standard ISO 20400:2017," kata dia, Jumat, 31 Desember 2021. Di sektor pemerintah, program ini dikenal dengan Sustainable Public Procurement (SPP), yang bertujuan memaksimalkan VFM dengan memasukkan tiga kriteria.

Ketiganya yaitu Ekonomi, Aspek Sosial, dan Lingkungan Hidup dalam proses pengadaan barang/jasa. Jika dilihat dari berbagai aspek dalam Pengadaan Berkelanjutan, ungkap Budi, banyak upaya yang harus dilakukan para pihak dalam merealisasikannya dengan risiko dan biaya yang tidak kecil.
Namun demikian, inisiatif Pengadaan Berkelanjutan mendorong terpenuhinya harapan pengguna barang/jasa, mendorong terciptanya keunggulan kompetitif melalui fungsi pengadaan barang/jasa, serta mendorong adanya inovasi.

Barang-barang yang termasuk kategori Sustainable Procurement di antaranya kertas, furnitur, peralatan listrik dan elektronik, termasuk sub-produk tertentu seperti komputer dan laptop, printer, serta pusat data, cahaya dan lumineer - peralatan pengolahan limbah medis.

Pada kesempatan yang sama, Event Director KREEN Laksa Ersa Anugratama, mengatakan jika ISPE sangat baik untuk memberikan pemahaman sekitar pengadaan barang dan jasa kepada masyarakat luas, khususnya perusahaan dan organisasi publik.

"Di pameran ini nantinya juga akan ada banyak display terkait barang-barang elektonik, IT, dan perlengkapan kantor lainnya dari para exhibitor maupun UMKM," papar dia.

Lahirnya Indonesia Sustainable Procurement Expo (ISPE) 2022 berkat kerja sama beberapa pihak, seperti AKEN (Asosiasi Katalog Elektronik Nasional), LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah), dan APTIKNAS (Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional).

Lalu, APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia), KREEN selaku pelaksana kegiatan, serta Raja Travel sebagai Official Travel Partner.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya