Indonesia Mengalami Ekuiluks, Wilayah Ini yang Pertama Merasakan

Sinar Matahari.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Indonesia memasuki fenomena ekuiluks mulai Selasa hari ini, 25 Januari 2022. Ekuiluks adalah fenomena astronomis ketika panjang siang sama dengan panjang malam, yakni 12 jam.

Pengungsi Rohingya Tetap Dibantu tapi RI Perhatikan Kepentingan Nasional, Menurut Kemenkumham

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau LAPAN menyebut ekuiluks hanya fenomena astronomis biasa sehingga tidak berdampak apapun bagi kehidupan manusia.

Langit akan mulai tampak terang ketika terjadi aram atau beberapa menit sebelum Matahari terbit (fajar) maupun beberapa saat setelah Matahari terbenam (senja).

Partai Aceh Usung Mantan Panglima GAM Jadi Calon Gubernur di Pilkada 2024

Aram terjadi, karena pembiasan sinar Matahari oleh atmosfer Bumi, sehingga saat Matahari terbenam maka angit tidak seketika gelap dan sebelum Matahari terbit maka langit tidak seketika terang.

Ekuiluks mulai terjadi di Banda Aceh, Aceh (25 Januari), Tandjungselor di Kalimantan Utara (27 Januari), dan Medan di Sumatera Utara (10 Februari), seperti dikutip dari situs LAPAN, Selasa, 25 Januari 2022.

Nasib 11 Pedagang Miras di Aceh yang Nekat Berjualan saat Ramadhan, Ini Ancaman Hukumannya

Fenomena ini juga akan dialami Pulau Subi (28 Januari), Pematangsiantar (29 Januari), Kisaran, Tanjungbalai (30 Januari), Anambas (31 Januari),  Kabanjahe (2 Februari), Berastagi (4 Februari), Tapaktuan (5 Februari), Tebingtinggi, Tarakan (6 Februari), Kutacane, Deli Serdang, Tanjung Morawa, Lubukpakam (9 Februari), Binjai dan Tahuna (10 Februari).

Lalu, Blangpidie, Stabat (12 Februari), Pulau Natuna (13 Februari), Pangkalanbrandan, Blangkejeren (13 Februari), Melongguane (15 Februari), Meulaboh (16 Februari), Nunukan (17 Februari), Langsa (18 Februari), Takengon (20 Februari), Dampulis, Benermeriah (21 Februari), Lhokseumawe, Bireuen (23 Februari), Sigli, Jantho (24 Februari), Miangas (25 Februari), dan Sabang (26 Februari).

Sementara wilayah yang tidak kebagian fenomena ekuiluks berjumlah 13, yakni Padang, Pekanbaru, Tanjungpinang, Jambi, Pangkalpinang, Pontianak, Palangkaraya, Samarinda, Palu, Gorontalo, Manado, Sofifi dan Sorong.

"Kota-kota tersebut tidak mengalami ekuiluks karena terletak di antara 2,3 derajat LU hingga 2,3 derajat LS. Secara matematis, lintang 2,3 derajat LU adalah lokasi terakhir mengalami ekuiluks yang terjadi saat Solstis Desember," ungkap Peneliti LAPAN Andi Pangerang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya